Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global.
"Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomiam Amerika Serikat (AS) yang kuat," ucap Perry dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (22/5).
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur BI: Ekonomi AS Menguat, Ketidakpastian Global Masih Tinggi
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa ketegangan geopolitik global tetap perlu dicermati, sebab dapat kembali mendorong kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global.
"Ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomiam Amerika Serikat (AS) yang kuat," ucap Perry dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (22/5).
Perry mengatakan, ekonomi AS tumbuh kuat ditopang oleh perbaikan permintaan domestik, termasuk fiskal akomodatif, dan kenaikan ekspor.
Bahkan, inflasi AS pada April 2024 tetap tinggi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat tersebut, meski melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2024.
"Perkembangan inflasi ini meningkatkan kemungkinan penurunan Fed Funds Rate (FFR) pada akhir tahun 2024," tuturnya.
merdeka.com
Pada saat bersamaan, risiko memburuknya ketegangan geopolitik sejak akhir April 2024 tidak berlanjut. Berbagai kondisi ini berdampak positif pada tertahannya penguatan dolar AS secara global dan menurunnya yield US Treasury dibandingkan dengan kondisi pada pertengahan April 2024, meski masih berada pada level yang tinggi.
"Aliran modal ke negara berkembang kembali terjadi dan mengurangi tekanan terhadap nilai tukarnya," imbuhnya.
Ke depan, risiko terkait arah penurunan FFR dan dinamika ketegangan geopolitik global tetap perlu dicermati karena dapat kembali mendorong kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global, menekan mata uang negara berkembang, meningkatkan tekanan inflasi, dan menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Lebih lanjut, kondisi ini memerlukan respons kebijakan yang kuat untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.