Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand
Bank Indonesia (BI) memprediksi nilai tukar rupiah akan menguat tahun ini.
Hal ini didukung meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Namun dalam perkembangannya nilai tukar Rupiah sekarang ini relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya.
Dia mencontohkan Ringgit Malaysia mengalami pelemahan 1,95 persen.
Baht Thailand melemah 2,82 persen, dan Won Korea Selatan melemah 3,24 persen.
"Ke depan, nilai tukar Rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat," ujar Perry dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Jakarta, Rabu (17/1).
Ketahanan nilai tukar rupiah tersebut didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan kembali masuknya aliran portofolio asing.
Ini sejalan dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik dan tetap positifnya prospek ekonomi Indonesia.
Perry menuturkan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga, sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.
Ke depan, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global.
Kecenderungan penurunan imbal hasil obligasi negara maju dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS.
Positifnya perkembangan nilai tukar rupiah ke depan didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah BI (SRBI), Sekuritas Valas BI (SVBI) dan Sukuk Valas BI (SUVBI) untuk menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.
merdeka.com
"Koordinasi erat Bank Indonesia dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023" tutur Perry.