Gubernur BI: Inflasi Terlalu Rendah, Daya Beli Masyarakat Harus Naik
Perry menjelaskan, kondisi terjadi seiring dengan permintaan dari masyarakat yang masih rendah. Maka, tahun ini Bank Indonesia ingin daya beli masyarakat kembali naik hingga di bawah 4 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut bahwa inflasi terus mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. Hingga Januari 2021, inflasi berada di titik 1,55 persen. Angka ini pun menjadi perhatian bank sentral saat.
"Inflasi di Januari ini 1,55 persen ini jadi perhatian kita karena terlalu rendah," kata Perry di Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa (9/2).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa saja penyebab utama inflasi? Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya. Jika banyak orang berusaha membeli produk atau menggunakan jasa yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
Perry menjelaskan, kondisi terjadi seiring dengan permintaan dari masyarakat yang masih rendah. Maka, tahun ini Bank Indonesia ingin daya beli masyarakat kembali naik hingga di bawah 4 persen.
"Daya beli ini harus naik, agar inflasi naik tetapi sepanjang tidak melebihi batas 4 persen," kata dia.
Dari sisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), defisit transaksi berjalan juga masih rendah. Hal ini terjadi karena kinerja ekspor yang tinggi, sedangkan kinerja impor rendah. Rendahnya impor tersebut kata Perry karena produksi dalam negeri yang membutuhkan bahan baku impor terganggu.
"Karena produksinya rendah maka impornya juga rendah," kata dia.
Sisi lain, aliran modal asing yang masuk dinilai sangat baik. Tak heran terjadi surplus yang besar dan cadangan devisa juga besar. Meski begitu, cadangan devisa yang saat ini tercatat USD 138 miliar ini bisa menjadi bantalan bila aliran dana asing kembali kabur.
"Kalau terjadi dana kabur (penarikan aliran dana asing /outflow), kita pakai cadangan devisa buat intervensi pasar valas," kata Perry mengakhiri.
Baca juga:
Bos BI Sarankan Pemerintah Gunakan Dana Hasil Burden Sharing untuk Beli Vaksin Corona
Tabungan Masyarakat Meningkat di Bank karena Takut Terpapar Virus saat Belanja
Gubernur BI: Masih Ada Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan
BI Proyeksi Transaksi e-Commerce 2021 Tumbuh 33,2 Persen Capai Rp 330,7 T
BI Prediksi Investasi Asing Masuk RI Tahun ini Terbesar Kedua Dunia Setelah China
Survei BI: Penjualan Eceran Desember Membaik Didorong Perayaan Natal & Tahun Baru