Gubernur BI Prediksi Pemulihan Ekonomi Global Tak Seimbang di 2022, Apa Dampaknya?
Perry mengatakan, dunia sudah berjuang menghadapi Covid-19 sejak 2 tahun terakhir. Dia melihat adanya secercah harapan menuju arah perbaikan.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memprediksi proses pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19 akan tetap berjalan tidak seimbang pada tahun ini. Isu ini menjadi salah satu perhatian utama Indonesia dalam Presidensi G20 2022.
Perry mengatakan, dunia sudah berjuang menghadapi Covid-19 sejak 2 tahun terakhir. Dia melihat adanya secercah harapan menuju arah perbaikan.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Tapi jarak untuk menuju kepada pemulihan tidaklah selalu mudah. Mari kita lihat, apa yang terjadi secara global. Bagaimana perkembangan ekonomi global, dan tantangan penting yang harus kita pahami bersama di ekonomi global," ungkapnya dalam sesi Kuliah Umum G20 untuk stakeholder daerah, Senin (21/3).
Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ini lantas bercermin pada pertumbuhan ekonomi global di 2021 yang sebesar 5,7 persen. "Masalahnya, ekonomi global yang tumbuh tinggi ini bertumpu pada dua negara besar, Amerika Serikat dan China. Tentu saja jadi tidak seimbang," imbuh dia.
Ketidakseimbangan ekonomi global ini diramalnya bakal tetap berlanjut di 2022. Meskipun sejumlah kalangan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini bisa berada di angka 4,4 persen.
"Tapi ketidakseimbangan masih berlanjut. Kenapa? Karena kemampuan untuk pulih dari covid memang tidak seimbang," tegas Perry.
Vaksinasi Tidak Seimbang
Sebagai contoh, dia mencermati proses vaksinasi yang berjalan cepat di negara maju. Di sisi lain, negara mapan dunia juga telah jor-joran memberikan stimulus fiskal dan moneter untuk proses pemulihan ekonomi.
Contoh-contoh tersebut, kata Perry, sulit terjadi di negara berkembang dengan kemampuan terbatas.
"Di banyak negara berkembang, kemampuan untuk membeli vaksin dan melakukan langkah-langkah kesehatan dari covid itu terbatas. Melakukan stimulus fiskal dan moneter juga terbatas. Belum lagi banyak negara berkembang, terutama di Afrika terbebani utang," tuturnya.
"Itu lah ketidakseimbangan dalam ekonomi global. Itu lah mengapa tema G20 kita pulih bersama (recover together recover stronger)," tandas Perry.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)