Gawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Gawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
OJK Prediksi Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2024 lebih rendah dibandingkan tahun 2023.
Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
"Seluruh proyeksi dari lembaga multilateral maupun berbagai badan dan analis nampaknya menunjukkan bahwa pertumbuhan di tahun 2024 ini akan lebih rendah daripada tahun 2023,"
kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Desember 2023 di Jakarta, Selasa (9/1).
Mahendra menyebut, proyeksi rendahnya pertumbuhan ekonomi global pada 2024 dipicu oleh belum pulihnya perekonomian di China hingga Eropa.
Diketahui, negeri Tirai Bambu tersebut merupakan salah satu raksasa ekonomi dunia yang memiliki pengaruh besar.
"Pertumbuhan ekonomi di Tiongkok dan negara-negara Eropa masih melambat," ucap Mahendra.
Faktor lainnya yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2024 yakni ketegangan geopolitik.
Salah satunya konflik antara Israel dan Palestina yang masih terus berlanjut hingga memasuki awal tahun ini.
"Risiko dari ekskalasi geopolitik berpotensi menekan kinerja perekonomian global lebih lanjut," ucap Mahendra.
Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2024 lebih rendah dibandingkan 2023 akibat kegiatan pemilu di berbagai negara yang berisiko terhadap stabilitas perekonomian.
OJK mencatat, aktivitas pemilu secara bersamaan akan berdampak terhadap 50 persen populasi penduduk dunia.
merdeka.com
Termasuk Amerika Serikat yang juga akan menyelenggarakan Pilpres tahun 2024.
Kontestasi politik di Negara Paman Sam ini bisa mempengaruhi juga stabilitas dan ketidakpastian geopolitik dunia.
"Kita lihat juga bahwa di tahun 2024, secara bersamaan di negara-negara yang merepresentasikan lebih besar dari 50 persen populasi dunia akan menyelenggarakan pemilihan umum,"
kata Mahendra.