Harga Kebutuhan Pokok Mahal, Pedagang Pasar Keluhkan Penurunan Omzet
Ketidakstabilan harga-harga barang pokok dan barang konsumsi masyarakat perlu ditekan, supaya tidak berimbas ke rantai distribusi, terutama ke mata pencaharian pedagang pasar.
Situasi ekonomi belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19. Kondisi kemudian diperparah dengan naiknya harga berbagai komoditas akibat perang Rusia-Ukraina. Pedagang pasar merasakan langsung dampaknya, seperti naiknya kebutuhan pokok yang memicu sepinya pembeli, sehingga omzet menurun.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Mujiburrohman mengaku khawatir dengan tergerusnya omzet pedagang pasar. Menurut dia, ketidakstabilan harga-harga barang pokok dan barang konsumsi masyarakat perlu ditekan, supaya tidak berimbas ke rantai distribusi, terutama ke mata pencaharian pedagang pasar.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana Heru menghadapi masa harga cabai murah? Saat harga murah, para petani biasanya kapok menanam cabai. Tidak demikian dengan Heru. Ia konsisten menanam cabai baik saat harganya murah maupun melambung tinggi. Dia juga memastikan kualitas cabainya selalu bagus.
-
Mengapa harga cabai rawit di Pasar Batangase naik? Untuk itu, jika selama ini telah dilakukan program tanam cabai, namun karena masih tingginya permintaan, harga juga masih sangat tinggi. Sehingga tahun depan, pihaknya berencana untuk memasifkan penanaman cabai, tidak hanya imbauan tetapi memberikan bibit gratis, direncanakan sebanyak 50 juta bibit.
-
Bagaimana kondisi harga beras di pasaran saat ini? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa banyak warganet bercanda tentang harga bawang? Banyak warganet bercanda bahwa jika harga bawang naik, mungkin itu karena David Beckham yang menanamnya.
Berdasarkan data APPSI, beberapa komoditas mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng, sayuran, telur, cabai, bawang merah, gula, dan rokok. Kondisi ini tidak hanya memberikan dampak bagi para pedagang saja, tetapi juga masyarakat.
"Pedagang pasar dan pembeli terus mengeluh akibat kenaikan harga ini. Ketidakpastian harga memberatkan semua pihak, pedagang pasar juga tidak bisa mengambil keuntungan yang sesuai target," ungkapnya di Jakarta, Kamis (11/8).
Menurut dia, pedagang sulit untuk membayar biaya operasional karena penurunan omzet ini. Guna mengatasi masalah ini, seluruh pihak mulai dari kementerian, industri hingga sektor hulu harus duduk bersama untuk membahas formula yang tepat untuk memastikan ketersediaan barang – barang konsumsi masyarakat ini.
"Pemerintah harus menjadi agregator untuk memfasilitasi pedagang pasar supaya harga pangan dan harga barang-barang lain bisa stabil dan omzet bisa naik lagi," ucapnya.
Stabilnya harga komoditas dan barang-barang lain dapat membantu menggerakkan roda ekonomi yang nantinya juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dari seluruh kalangan.
Keluhan Pedagang
Sejumlah pedagang di Pasar Slipi, Jakarta Barat mengeluhkan harga pangan yang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat, meski Lebaran sudah berlalu beberapa minggu.
"Beberapa ada yang naik hingga dua kali lipat lebih, salah satunya cabai rawit merah per kilogram," kata salah seorang pedagang di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Sri, Selasa.
Untuk harga cabai rawit merah yang sebelumnya Rp40.000 per kilogram kini naik menjadi Rp100.000 per kilogram. Selain itu harga cabai rawit keriting yang semula berkisar Rp40.000 per kilogram menjadi Rp70.000 per kilogram.
Untuk harga bawang merah dan bawang putih sendiri masih stabil di angka Rp60.000 per kilogram.
Selain itu, harga cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp50.000 per kilogram kini menjadi Rp70.000 per kilogram.
Terong juga mengalami kenaikan dari yang berkisar Rp12.000 per kilogram kini menjadi Rp15.000 per kilogramnya.
Sri menjelaskan kenaikan ini sudah terjadi semenjak satu minggu lalu. Dia menduga kenaikan disebabkan minimnya stok di Pasar Induk sedangkan permintaan semakin meninggi. Karena kondisi tersebut, Sri selaku pedagang mengaku kesulitan dalam menjual bahan pangan tersebut.
"Kita juga susah jualnya karena tidak ada yang mau beli. Biasanya suka beli sekilo, ini lama lama hanya beli satu ons saja," jelas dia.
(mdk/idr)