Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Tim Satgas Pangan Polri bersama Polda Jawa Timur mengecek harga dan ketersediaan stok kebutuhan bahan pokok penting (Bapokting) di Pasar Tradisional Wonokromo Surabaya.
Tim Satgas Pangan Polri mengecek pasar-pasar secara nasional, mengingat sempat beredar terkait harga dan stok bahan kebutuhan pokok yang tinggi.
"Kita memantau, melihat harga di pasar saat ini permasalahan-permasalahan yang viral di media sosial. Bahwa ternyata beberapa komoditi seperti beras sudah turun, kemudian kebutuhan bahan pokok lainnya sudah turun," kata Kasubsatgas Distribusi Pangan Mabes Polri Kombes Teddy Suhendyawan Syarif dalam keterangannya, Minggu (24/3).
Tim Satgas Pangan Polri mengakui masih ada sejumlah komoditi bahan pangan yang harganya masih bertahan tinggi seperti telur dan daging. Menurut Tim Satgas Pangan Polri, hal itu terjadi lantaran permintaan dari masyarakat yang tinggi juga jelang Lebaran Hari Raya Idul Fitri.
"Telur masih bertahan, daging ayam masih bertahan. Itu memang wajar saja. Tidak melebihi nasional. Enggak ada temuan kenaikan. Karena ini juga permintaan dari masyarakat yang tinggi, seperti sekarang bulan puasa menjelang Idulfitri," kata Teddy.
Namun, Tim Satgas Pangan Polri memastikan secara umum melihat ketersediaan stok kebutuhan bahan pokok masih aman, termasuk wilayah Jawa Timur. Sebab, Tim Satgas Pangan Polri telah mengecek di pasar tradisional Kabupaten Kediri, Mojokerto, hingga Kota Surabaya.
"Kita cek di seluruh Jatim bahwa stok itu semuanya aman. Artinya, stok bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisa diambil kesimpulan bahwa semua harga di Jatim ini normal. Secara nasional itu normal, diukur dengan ukuran nasional itu normal," ujar Teddy.
Tim Satgas Pangan Polri bersyukur, masing-masing daerah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi apabila terjadi potensi inflasi yang disebabkan kelangkaan pasokan, distribusi tidak merata, atau harga komoditas pangan melambung tinggi.
"Contohnya beras, SPHP untuk ketersediaan stok atau yang lainnya, harga itu tidak boleh melebihi HET. Beras SPHP Rp10.900 per kilogram. Kemudian terkait masalah minyak. Minyak kita ada di NET, dikomoditi itu ada TPID," tandas Teddy.