Harga Pertalite naik, ESDM ingin konsumsi Premium kembali normal
Djoko mengakui, pemerintah memang ingin masyarakat beralih ke Pertalite. Namun, seharunya Pertamina tetap menyediakan Premium sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ingin kembali beralih ke Premium akibat kenaikan harga.
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menginginkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) Premium kembali normal. Sebab, saat ini terjadi penurunan konsumsi sebesar 50 persen dibanding tahun lalu.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, konsumsi Premium Jawa, Madura dan Bali (Jamali sampai 27 Maret 2018) sebesar 774.435 kilo liter (kl), di luar Jamali 1,3 juta kl. Sedangkan 2017 konsumsi Premium Jamali 1,5 juta kl dan di luar Jamali 2 juta kl.
-
Kenapa harga BBM di Singapura tinggi? Penerapan tarif pajak yang lebih tinggi telah menaikkan harga minyak di negara kecil tersebut.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga jual BBM non subsidi? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa saja jenis BBM yang mengalami penurunan harga? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
"Jamali 50 persen turunnya, non jamali 35 pesen," kata Djoko, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/4).
Djoko mengatakan, Kementerian ESDM ingin konsumsi Premium kembali normal seperti tahun lalu. Pertamina juga diminta untuk tetap menjaga stok dan tidak terjadi kelangkaan Premium seperti yang terjadi saat ini.
"Justru itu, coba deh kita samakan kaya tahun lalu biar engga ada kelangkaan," ucap Djoko.
Djoko mengakui, pemerintah memang ingin masyarakat beralih ke Pertalite. Namun, seharunya Pertamina tetap menyediakan Premium sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ingin kembali beralih ke Premium akibat kenaikan harga.
"Kita mau ada konversi ke Pertalite, cuma karena harga minyak dunia naik Pertalite naik, masyarakat mau kembali ke Premium yausdah kita salurkan Premium. Toh stoknya masih ada," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pertamina soal harga BBM diatur pemerintah: Rugi yasudah, wong duit negara
Pertamina rugi Rp 200 per liter saat menjual Pertalite
Pemerintah ubah Premium di Jamali jadi BBM penugasan
Membongkar 4 rencana besar Jokowi atur penyaluran BBM di Tanah Air
Naikkan harga Pertamax Cs harus izin pemerintah, ini respons Pertamina