Hingga Oktober, temuan uang palsu mencapai 273.223 lembar
Temuan uang palsu sepanjang 2015 meningkat dibanding tahun lalu.
Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah temuan uang palsu yang bersumber dari laporan perbankan ke BI dan hasil penyidikan Polri dari Januari hingga Oktober tahun 2015 mencapai 273.223 lembar.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi menjelaskan uang palsu dominan ditemukan di Pulau Jawa. Suhaedi merinci laporan penemuan uang palsu di Jawa Timur sebanyak 148.904 lembar, DKI Jakarta 49.326 lembar, Jawa Barat 31.439 lembar, Jawa Tengah 17.254 lembar, Lampung 4.202 lembar, Bali 3.640 lembar, Sumatera Utara 3.598 lembar, DI Yogyakarta 2.548 lembar, NTT 2.013 lembar, dan NTB 1.406 lembar.
-
Bagaimana modus dukun itu dalam mengedarkan uang palsu? SR kemudian masuk ke dalam kamar dan mengganti uang tersebut dengan uang palsu. Selanjutnya SR meminta agar uang itu dilarung ke laut sebagai bentuk ritual buang sial.
-
Kenapa dukun itu mengedarkan uang palsu? Ia mengaku sudah menyebarkan uang palsu tersebut kepada dua orang yang di wilayah Doplang, Kabupaten Blora dan Malang.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Dimana dukun itu membeli uang palsu? Kepada polisi, tersangka mengaku membeli uang palsu dengan total Rp110 juta dengan uang asli sebesar Rp9 juta dari kawasan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
-
Siapa dukun yang mengedarkan uang palsu di Rembang? Pelaku pengedar uang palsu tersebut berinisial SR (68), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
-
Di mana Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat digelar? Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan, OJK Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Bank Indonesia dan 14 Lembaga Jasa Keuangan menggelar Pasar Keuangan Rakyat (PKR) yang dilaksanakan pada 27-29 Oktober 2023 di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat.
"Di Jatim itu tertinggi jumlah penemuan uang palsu karena yang di Jember itu yang sudah divonis 14 tahun dan 8 tahun," jelas Suhaedi saat berbincang dengan media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (23/11).
Dalam temuan uang palsu tersebut, sebanyak 202.376 lembar pecahan 100.000, sebanyak 59.848 lembar pecahan 50.000, sebanyak 7.065 pecahan 20.000, sebanyak 1.805 lembar pecahan 10.000, sebanyak 1.805 lembar pecahan 5.000, sebanyak 323 lembar pecahan 2.000, dan sebanyak 1 lembar pecahan 1.000.
Menurut Suhaedi, temuan uang palsu tahun 2015 meningkat signifikan dibanding tahun 2014 meski tahun 2015 belum usai.
Sepanjang tahun 2014, temuan uang palsu yang diperoleh dari laporan masyarakat, bank dan Polri sebanyak 122.091 lembar, dengan rincian sebanyak 68.021 lembar pecahan 100.000, sebanyak 43.150 lembar pecahan 50.000, sebanyak 6.809 lembar pecahan 20.000, sebanyak 2.070 lembar pecahan 10.000, sebanyak 2.032 pecahan 5.000, sebanyak 5 lembar pecahan 2.000, dan sebanyak 4 lembar pecahan 1.000.
"Ini karena kesadaran masyarakat terhadap uang palsu dan melaporkannya ke bank atau ke polisi semakin besar. Pakai prinsip 3D, dilihat, diraba, diterawang," ujarnya.
(mdk/idr)