HM Sampoerna Tebar Dividen Rp 117,2 per Lembar Saham di 2018
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (Sampoerna) menyepakati pembagian dividen 2018 kepada pemegang saham sebesar Rp 117,2 per lembar saham atau setara dengan Rp 13,63 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan laba bersih 2018 yang mencapai sebesar Rp 13,54 triliun.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (Sampoerna) menyepakati pembagian dividen 2018 kepada pemegang saham sebesar Rp 117,2 per lembar saham atau setara dengan Rp 13,63 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan laba bersih 2018 yang mencapai sebesar Rp 13,54 triliun.
Pada 2018, Sampoerna telah mencatatkan penjualan bersih Rp 106,74 triliun sepanjang 2018. Penjualan bersih pada tahun lalu itu tumbuh 7,72 persen year on year (yoy) dibandingkan dengan penjualan bersih 2017 sebesar Rp 99,09 triliun.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
Sementara laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih mencapai Rp 13,54 triliun pada 2018, naik 6,85 persen yoy dibandingkan dengan pencapaian 2017 sebesar Rp 12,67 triliun. Peningkatan laba turut meningkatkan keyakinan pasar akan adanya kenaikan dividen dari HMSP.
Direktur Keuangan PT HM Sampoerna, William Reilly Giff menjelaskan alasan kenapa dividen tersebut lebih tinggi dibandingkan laba bersih 2018. Dividen senilai Rp 117,2 per saham tersebut dari laba ditahan Perseroan tahun lalu kepada pemegang saham.
Pemberian dividen ini pun menyesuaikan dengan kondisi pendapatan dan laba bersih perusahaan serta komitmen Sampoerna terhadap kinerja ke depan.
"Untuk dividen kenapa lebih tinggi karena ada penyesuaian kami bayar 100 persen, Mereka pasti senang 1 jam lalu kami umumkan peningkatan dividen ini angka yang baik," katanya saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/5).
Dari hasil kinerja ini, Perseroan juga mempertahankan posisi kepemimpinan di Indonesia dengan pangsa pasar 33,0 persen dan volume penjualan tahunan sebanyak 101,4 miliar unit. Adapun pangsa pasar Perseroan mencakup 30,2 persen dalam segmen sigaret kretek mesin, 60,9 persen dalam segmen sigaret putih mesin, dan 37,7 persen dalam segmen sigaret kretek tangan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT HM Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis juga memaparkan kinerja perusahaan pada Kuartal I-2019. Pada kuartal ini estimasi total industri turun sebesar 0,8 persen terutama disebabkan oleh pergerakan persediaan barang dagang pada kuartal ini, menyusul absennya kenaikan pajak cukai pada Januari 2019.
Pangsa pasar dan volume penjualan mengalami sedikit penurunan sebesar 32,2 persen dan 22,1 miliar unit, yang utamanya disebabkan oleh total pasar yang lebih rendah dan selisih harga ritel A Mild terhadap merek pesaing yang semakin besar setelah kenaikan harga pada Oktober 2018.
Meski tercatat mengalami penurunan, pendapatan bersih dan laba bersih perusahaan tumbuh sebesar 2,9 persen dan 8,4 persen menjadi Rp 23,8 triliun dan Rp 3,3 triliun, didorong oleh harga yang lebih tinggi di berbagai merek dalam portofolio.
Selain memutuskan pembagian dividen dan mengumumkan kinerja Perseroan Kuartal-2019, Sampoerna juga memutuskan untuk melakukan perubahan kepemimpinan. Perusahaan mengangkat Ibu Fransisca Rahardja dan Bapak Sharmen Karthigasu sebagai anggota baru Direksi Sampoerna.
Ibu Rahardja menggantikan Bapak Ingo Rose yang ditunjuk sebagai Commercial Vice President di kantor regional Asia Philip Morris International di Hong Kong. Bapak Karthigasu menggantikan Bapak William Giff yang pindah ke salah satu posisi di operasional PMI di Amerika Utara.
Sementara Bapak Guillaume Popiol menggantikan Bapak Michael Scharer yang ditunjuk menjadi Vice President Eastern Europe & Asia Manufacturing Philip Morris International di Hong Kong, Sampoerna juga menambah dua anggota Dewan Komisaris, yaitu Bapak Paul Janelle dan Bapak Dr. Luthfi Mardiansyah.
Baca juga:
Mengenal Sejarah Kretek di Indonesia Lewat House of Sampoerna Surabaya
Alasan HM Sampoerna Belum Pasarkan Iqos di Indonesia
HM Sampoerna Komitmen Ajak Masyarakat Sulsel Dorong UKM
Bersaing dengan 600 Perusahaan, Sampoerna Raih ASEAN Corporate Governance Awards 2018
Strategi Sampoerna Dukung Indonesia Bebas Pekerja Anak di 2022
Per Desember, Sampoerna Bina 40.000 Wirausaha di Seluruh Indonesia