Imbas Karhutla, Industri di Riau Alami Kerugian Hingga Miliaran Rupiah
Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Kholis Romli membeberkan beberapa dampak kerugian industri di Riau akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya total kerugian yang dilaporkan beberapa industri di Riau mencapai hingga miliaran Rupiah.
Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Kholis Romli membeberkan beberapa dampak kerugian industri di Riau akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Setidaknya total kerugian yang dilaporkan beberapa industri di Riau mencapai hingga miliaran Rupiah.
"Jika ditotal, estimasi kerugian secara ekonomis dari pelaku bisnis di Riau telah mencapai angka puluhan bahkan bisa menyentuh ratusan miliar Rupiah," kata dia kepada merdeka.com, Senin (23/9)
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan di daerah Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.Perkembangannya mulai melesat pada 1950-an, dan ditandai dengan tingginya permintaan pasar dan hadirnya berbagai motif.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
-
Bagaimana bentuk kerajinan perak Koto Gadang? Dilansir dari laman indonesiakaya.com, kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau. Hal ini sedikit menimbulkan kesan tidak menyolok mata saat digunakan.
-
Bagaimana masyarakat setempat menjaga kelestarian hutan di Kutai Timur? “Kita di sini juga hidup beriringan dengan adat. Cuma memang hukum adat itu tidak dominan di sini karena bukan hukum positif. Tapi hukum adat tetap kita hargai suatu norma-norma yang ada di kehidupan masyarakat kita,” papar Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang.
-
Apa yang Maudy Ayunda panen di hutan Kalimantan? Maudy Ayunda membagikan foto-foto seru saat memanen singkong di hutan Kalimantan.
Kholis mengatakan dampak bisnis yang dialami pelaku usaha berbeda konteks dan aksentuasinya sesuai natural sektor bisnis masing-masing. Secara obyektif, khususnya dalam satu bulan ini telah terjadi penurunan produktivitas dunia usaha sebagai akibat dari bencana karhutla dan asap beracun.
"Kerugian bisnis ini diakibatkan oleh terhentinya proses produksi, terganggunya kegiatan perdagangan dan transportasi, serta menurunnya nilai sumber daya di daerah terdampak," kata dia.
Secara sektoral, asosiasi pelaku bisnis terdampak bencana karhutla ini di antaranya adalah pelaku bisnis tour and travelling yang tergabung di ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) Riau di mana banyak para wisatawan yang membatalkan kunjungannya ke destinasi wisata di Riau.
Kemudian, pelaku bisnis pameran dan event organizing yang tergabung di ASPERAPI (Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia) juga mengalami banyak kerugian di mana banyak klien dan talent yang membatalkan keikutsertaannya dalam even mereka.
Selanjutnya para pelaku bisnis di bidang Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik yang tergabung dalam ASPERINDO Wilayah Riau telah mengalami kerugian disebabkan banyak pengiriman via udara dialihkan lewat jalur darat sehingga menimbulkan keterlambatan. Pada bencana karhutla 2015 lalu kerugian bisnis yang dialami anggota ASPERINDO Riau mencapai puluhan miliar rupiah.
Selain itu, ada pula pelaku bisnis di bidang jasa hotel dan restoran yang tergabung dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran) Riau juga menyampaikan kerugian disebabkan menurunnya tingkat hunian dan omset usaha selama bencana karhutla ini berlangsung.
Hal ini terkait banyaknya kunjungan masyarakat dan even meeting atau convention yg dibatalkan akibat ketidakpastian skedul pesawat. Potensi penurunan tingkat hunian diprediksi mencapai 25-40 persen.
Selanjutnya, pelaku bisnis sektor UMKM yang tergabung dalam HIKMARI (Himpunan Industri Kecil Makanan dan Minuman Riau) mengeluhkan penurunan omset berkisar 30-40 persen sebagai akibat bencana Karhutla yang disebabkan terhambatnya mobilitas bahan baku dan produk kepada konsumen.
Terakhir, sektor Industri Perkebunan dan Kehutanan yang tergabung dalam GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Riau dan APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) Riau mengeluhkan terjadinya produktivitas budidaya dan proses di mana Karhutla ini telah mengganggu stamina dan kesehatan para karyawan maupun para vendor terkait.
Atas kerugian tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau sebagai wadah seluruh pelaku usaha dan asosiasi bisnis mengajak semua pihak berpartisipasi mendorong pemerintah agar lebih efektif lagi mengatasi bencana Karhutla ini. Paling tidak ada upaya tindakan tegas dari pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini.
"Jika tidak segera diatasi, bencana karhutla 2019 di Riau ini menyerupai bencana yang sama pada 2015 lalu. Selain mengakibatkan kerugian secara ekologis dan kesehatan masyarakat, bencana Karhutla ini pasti telah memberikan dampak kerugian secara ekonomis khususnya bagi pelaku bisnis," tandasnya.
Baca juga:
'Kalau Ada Korporasi Sengaja Bakar Lahan, Sama dengan Bunuh Diri'
Kabut Asap Mulai Selimuti Sebagian Aceh, Jarak Pandang Hanya 3 Meter
Dampak Kabut Asap di Padang, Matahari Sampai Berwarna Kemerahan
Warga di Balangan Ditangkap usai Buka Pertanian Membakar Lahan Gambut
Cagar Alam Kersik Luway di Kutai Barat Terbakar, Anggrek Langka Ikut Musnah
Harimau Sumatera Muncul di Tengah Kebakaran Hutan dan Lahan