IMF proyeksi ekonomi dunia tumbuh stagnan, ini tanggapan Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa situasi perekonomian global yang berada di tengah ketidakpastian memang memberikan dampak yang besar pada kinerja ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
International Monetery Fund (IMF) memprediksi ekonomi dunia tidak akan tumbuh signifikan pada 2019 mendatang. Pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan dibanding tahun tahun sebelumnya. IMF menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2019 sebesar 3,7 persen atau lebih lambat 0,2 persen dari proyeksi yang dikeluarkan pada Juli 2018, yakni dari 3,9 persen.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa situasi perekonomian global yang berada di tengah ketidakpastian memang memberikan dampak yang besar pada kinerja ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
-
Apa tujuan utama dari IMF? Tujuan utama pendirian IMF adalah untuk mempromosikan stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi internasional dengan memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara yang menghadapi kesulitan pembayaran internasional.
-
Kenapa IMF didirikan? Tujuan utama pendirian IMF adalah untuk mempromosikan stabilitas moneter dan pertumbuhan ekonomi internasional dengan memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara yang menghadapi kesulitan pembayaran internasional.
-
Kapan IMF didirikan? IMF adalah organisasi yang berperan penting dalam kancah perekonomian negara-negara Dunia Ketiga. Dalam suasana pasca-Perang Dunia II yang penuh ketidakstabilan ekonomi dan politik, pada 22 Juli 1944, Konferensi Moneter dan Keuangan Internasional di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat, menghasilkan pembentukan Dana Moneter Internasional (IMF).
-
Bagaimana IMF membantu negara yang mengalami kesulitan ekonomi? IMF memberikan pinjaman kepada negara-negara anggotanya yang mengalami kesulitan keuangan. Tetapi sejalan dengan itu, IMF juga memberikan persyaratan dan rekomendasi kebijakan ekonomi yang harus diimplementasikan oleh negara peminjam.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Tentu IMF akan sampaikan apa faktor-faktor dari sisi demand side maupun supply side, tapi lingkungan yang kita hadapi sekarang dengan adanya kenaikan suku bunga dan nilai tukar, dia sebabkan beberapa aspek dari agregat demand kita terpengaruh," kata dia, di Cuortyard, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan bahwa kinerja perekonomian, terutama Indonesia menghadapi kondisi ini dengan kombinasi kebijakan, baik dari Pemerintah maupun Bank Indonesia.
"Kalau dengan interse rate BI merespons, pasti kita melihat ada pengaruhnya terhadap investasi dan exchange rate. Kami harap impor turun ekspor baik. Kalau responnya lebih cepat harusnya bisa canceling. Tapi kita lihat bagaimana respons industri kuat terhadap lingkungan yang kita hadapi," tandas dia.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan tetap pada angka 3,7 persen untuk periode 2018-2019. Ini dipengaruhi berbagai risiko yang makin menjadi nyata.
"Angka ini melebihi pertumbuhan yang dicapai sebelumnya pada periode 2012 dan 2016, yang terjadi karena banyak ekonomi yang telah atau hampir mencapai lapangan kerja yang penuh dan kekhawatiran akan deflasi memudar," kata Penasihat Ekonomi dan Direktur Penelitian IMF, Maurice Obstfeld dalam konferensi pers tentang Proyeksi Ekonomi Dunia (WEO) di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
Meskipun demikian, berbagai risiko yang makin menjadi nyata tetap membayangi pertumbuhan ekonomi dunia. Secara sektoral, tantangan yang dihadapi ekonomi maju berpusat pada pendapatan tenaga kerja yang menurun, persepsi mobilitas sosial yang rendah, dan respons kebijakan yang tidak memadai untuk perubahan struktural ekonomi di beberapa negara.
Sementara itu, tantangan ekonomi yang sedang tumbuh dan berkembang lebih bervariasi dan lebih mungkin menghadapi risiko dalam jangka panjang, mulai dari pentingnya memperbaiki iklim investasi untuk mengurangi dualitas pasar tenaga kerja (segmentasi karyawan penuh waktu dan kontrak) hingga ancaman perubahan iklim dan bencana alam.
Di tengah berbagai risiko tersebut, IMF optimis bahwa para pembuat kebijakan masih memiliki kesempatan untuk membangun ketahanan ekonomi dan menjalankan reformasi yang mendukung pertumbuhan guna melanjutkan usaha yang cukup baik dalam memanfaatkan momentum pada April 2018, di mana IMF memproyeksikan ekonomi dapat tumbuh 3,9 persen.
Namun, Obstfeld memperingatkan bahwa dalam perkembangannya terbukti beberapa angka ternyata terlalu optimistis, yakni pertumbuhan tetap pada angka 3,7 persen, alih-alih meningkat, dan persebarannya kurang berimbang dari yang diharapkan.
"Tidak hanya risiko penurunan yang diidentifikasi pada WEO sebelumnya telah menjadi nyata, namun juga kemungkinan guncangan negatif yang lebih jauh juga muncul. Terlebih, di beberapa ekonomi kunci, pertumbuhan didukung oleh kebijakan yang tampaknya tidak berkelanjutan untuk jangka panjang," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Baca juga:
Pendapatan tenaga kerja turun, IMF prediksi ekonomi dunia hanya tumbuh 3,7 persen
Pengusaha nilai pembangunan infrastruktur RI dorong pertumbuhan ekonomi
Menteri Sri Mulyani: Kemiskinan dan inflasi saat ini terendah sepanjang sejarah
PGN pacu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dengan integrasi gas bumi
Pemerintah diminta manfaatkan ekonomi digital genjot pertumbuhan
Strategi pemerintah bangkitkan ekonomi Sulawesi Tengah