Indef: Jangan bangga dengan neraca perdagangan surplus
"Neraca perdagangan surplus namun, apakah kita harus senang? Pemerintah membanggakan surplus ini tertinggi 13 bulan, Jangan bangga karena kemampuan pemerintah untuk mendorong kemandirian ekonomi dengan produktifitas ekspor," kata Ahmad.
Badan Pusat Statistik (BPS) nilai neraca perdagangan Indonesia pada September 2016 mengalami surplus USD 1,22 miliar. Hal ini dipicu oleh sektor non migas yang mengalami surplus USD 1,88 miliar, namun sektor migas mengalami defisit USD 681,1 juta.
Ekonom Institute for Development Economy and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai bahwa neraca perdagangan surplus belum tentu menandakan aktivitas ekonomi yang sehat.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Apa yang Indah Permatasari beli di pasar? Selain membeli ikan dan ayam, ia juga membeli berbagai jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Dari mana ekspor sejumlah komoditas pertanian dilepas? Jelang dua hari peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78, Wakil Presiden (Wapres) Ma’aruf Amin, melepas ekspor sejumlah komoditas pertanian senilai 2,294 Triliun dari Pelabuhan Tanjung Priok ke 37 Negara.
"Neraca perdagangan surplus namun, apakah kita harus senang? Pemerintah membanggakan surplus ini tertinggi 13 bulan, Jangan bangga karena kemampuan pemerintah untuk mendorong kemandirian ekonomi dengan produktifitas ekspor," jelasnya di Kantor Indef, Jakarta, Kamis (20/10).
Menurutnya, surplus yang dicapai bukan keberhasilan pemerintah mendorong ekspor atau kendalikan impor, namun lebih kepada penurunan impor yang lebih tajam dari ekspor.
"Jadi surplus tidak sehat. Memang kita hemat devisa, namun idealnya neraca perdagangan surplus didorong oleh naiknya ekspor. Bukan karena melorotnya impor. Jadi ekspor harus naik jauh lebih besar dari impor. Impor barang baku bisa diolah dan diekspor lebih banyak. Struktur dari surplus ini tidak sehat," ujarnya.
Kemudian, impor barang konsumsi yang semakin deras juga menandakan ekonomi yang tidak sehat. Menurutnya, saat ini Indonesia digempur barang impor, terutama yang tidak berlabel SNI, karena tidak ada strategi bertahan yang kuat.
"Kebijakan pengamanan pasar domestik kita lemah. Bisa dilihat dari jumlah kebijakan non tarif measure. AS berusaha agar barang dari luar susah masuk. Di Indonesia hanya ada 272 kebijakan non tarif measures. Jadi kebijakan kita masih lemah. Kita harus perkuat pasar domestik, bukan untuk kendalikan impor, namun untuk membela produsen domestik kita," tutupnya.
Baca juga:
September 2016, neraca perdagangan RI surplus USD 1,22 miliar
Sri Mulyani harap neraca perdagangan RI surplus hingga akhir tahun
Agustus 2016, nilai impor Indonesia naik 36,84 persen
Neraca perdagangan RI Agustus 2016 surplus USD 293,6 juta
BI prediksi neraca perdagangan RI Agustus 2016 surplus
BPS sebut pengumuman inflasi miliknya tercepat di dunia
Juli 2016, Indonesia surplus dagang USD 598,3 miliar