Indeks harga grosir naik disumbang cabai dan bahan bangunan
Indeks harga grosir pada Desember 2015 sebesar 146,14 atau naik 2,03 persen dari November 2015.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir pada Desember 2015 sebesar 146,14 atau naik sebesar 2,03 persen dari IHPB November 2015 sebesar 143,24. Kenaikan tersebut terjadi pada semua sektor dan kelompok barang, kecuali sektor pertambangan dan penggalian.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan salah satu sektor yang menjadi penyumbang dominan terhadap perubahan IHPB adalah sektor pertanian sebesar 1,54 persen. Dengan kenaikan harga meningkat sebesar 9,60 persen.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk menstabilkan harga beras di Indonesia? “Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," kata Tomi.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember 2015, antara lain bawang merah, daun bawang, cabai merah, cabai rawit, ayam ras, daging ayam, sayuran impor, serta bijih, kerak, dan abu logam ekspor," kata Suryamin di gedung BPS, Jakarta, Senin (4/1).
Sementara itu, untuk sektor industri naik naik 0,51 persen, kelompok barang impor nonmigas naik 0,23 persen, kelompok barang ekspor nonmigas naik 1,21 persen. Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian relatif stabil dan tidak menyumbang andil yang signifikan terhadap perubahan IHPB.
"Dengan demikian perubahan IHPB Nonmigas di sepanjang tahun 2015 adalah sebesar 8,44 persen dan perubahan IHPB year-on-year sebesar 8,44 persen," imbuhnya.
Suryamin menambahkan, IHPB bahan bangunan atau konstruksi ikut meningkat pada Desember 2015 sebesar 0,22 persen terhadap bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga komoditas bahan bangunan.
"Harga semen naik sebesar 1,49 persen, kerikil naik sebesar 0,60 persen, genteng dan atap lainnya naik sebesar 0,58 persen, batu hias dan batu bangunan naik sebesar 0,57 persen, dan batu bata naik sebesar 0,48 persen," pungkasnya.
Baca juga:
Bahan makanan pembentuk terbesar inflasi Desember 0,96 persen
Jumlah penduduk miskin Indonesia turun tipis jadi 28,51 juta orang
BPS yakin target inflasi 4 persen tahun ini bisa tercapai
Menteri Yuddy: Penilaian akuntabilitas tak terkait reshuffle
BI ogah turunkan suku bunga, OJK nilai saham sulit melesat 2016
'Perang' Saudi lawan Iran buat Rupiah ditutup melemah 113 poin