Indikasi Industri Manufaktur Merosot di Era Reformasi
Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno mengatakan, salah satu alasan penurunan ini karena banyak investasi yang masuk ke Indonesia dalam bentuk paketan, di mana investor mengerjakan proyek menggunakan peralatan dan mesin yang didatangkan dari negara asal investor.
Industri manufaktur Indonesia terus menurun sejak era reformasi. Dalam 20 tahun terakhir, penurunan ini sejalan dengan tren defisit neraca perdagangan Indonesia yang makin besar.
Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno mengatakan, salah satu alasan penurunan ini karena banyak investasi yang masuk ke Indonesia dalam bentuk paketan, di mana investor mengerjakan proyek menggunakan peralatan dan mesin yang didatangkan dari negara asal investor.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Apa yang dimaksud dengan proses produksi? Proses produksi adalah sebuah kegiatan industri atau kegiatan manufaktur yang dimulai dengan cara mengangkut bahan mentah dari inventaris pabrik, ke titik kerja pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
"Ini datangnya secara impor utuh," kata Fajar, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).
Kondisi ini dimulai sejak tahun 2000-an. Berbeda dengan masa sebelum reformasi, industri manufaktur Indonesia pernah mengalami masa kejayaan di tahun 1990-an. Puncaknya pada tahun 1999-2002 yang berhasil menyumbang PDB sebesar 29,1 persen. Sementara pada 2019 hanya menyumbang 3,66 persen terhadap PDB.
Harry menuturkan dulu ada kewajiban investor yang berinvestasi di Indonesia untuk melakukan produksi di Indonesia. Hal tersebut tak lagi terjadi setelah era reformasi.
Investor Asing Melakukan Produksi di Indonesia
Untuk itu, dia menginginkan ada kewajiban bagi investor asing untuk melakukan produksi di Indonesia. Seperti yang dilakukan industri pertahanan, minimal investor melakukan proses produksi 35 di Indonesia. Sehingga, kelebihan produksi yang dibutuhkan bisa diekspor ke luar negeri.
Hal itulah yang membuat beberapa pabrik Barata Indonesia banyak yang tutup sejak tahun 2002 lantaran tak ada permintaan. Namun begitu, produk manufaktur Barata banyak di ekspor ke negara Amerika dan sebagian Meksiko. Salah satu produk unggulan Barata, yaitu bogie. Hampir 80 persen diekspor ketiga negara tersebut.
"Kita dua minggu sekali ekspor bogie," ucap Harry.
Begitu juga ekspor kontruksi untuk turbin yang banyak di kirim ke Taiwan, Sudan, UEA, Arab Saudi. Hasil produksi Barata 90 persen dikirim ke negara-negara tersebut. "Semua negara pakai produk Barata, kecuali kita. Indonesia ini lucu," kata Harry mengakhiri.
(mdk/azz)