Indonesia Bakal Pamer PLTS Terapung ke Tamu KTT G20
PLTS Terapung ini merupakan langkah baru Indonesia dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pembangkit yang terapung di badan air. Kapasitas terpasang PLTS Terapung ini 100 KWp konstruksinya dikerjakan dalam waktu singkat dan nilai TKDN nya sudah mencapai 49,6 persen.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa Indonesia sangat serius untuk mengurangi penggunaan energi kotor berbasis fosil. Salah satunya dengan mendorong Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060 mendatang.
-
Kapan KTT ke-20 ASEAN-India dihelat? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Siapa saja yang terlibat dalam KTT ke-20 ASEAN-India? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana menerapkan KTP Sakti? Oleh karena itu, saat terpilih menjadi Presiden Ganjar langsung menerapkan KTP Sakti ini.“Sebenarnya awal dari KTP elektronik dibuat. Maka tugas kita dan saya mengkonsolidasikan agar rakyat jauh lebih mudah menggunakan identitas tunggalnya,” tutup Ganjar.
-
Siapa yang membangun PLTS di IKN Nusantara? PLTS ini dibangun melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) bekerja sama dengan perusahaan energi asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte. Ltd.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Apa yang dihasilkan oleh PLTA Ketenger? Selain untuk menggerakkan turbin, air dari PLTA Ketenger juga dialirkan menuju saluran irigasi untuk mengairi pertanian sekitar.
"Pembangunan PLTS ini merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim," kata Menko Luhut saat meresmikan PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua, di Bali, ditulis Sabtu (12/11).
PLTS Terapung ini merupakan langkah baru Indonesia dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pembangkit yang terapung di badan air. Kapasitas terpasang PLTS Terapung ini 100 KWp konstruksinya dikerjakan dalam waktu singkat dan nilai TKDN nya sudah mencapai 49,6 persen.
Menko Luhut optimis, langkah awal ini akan menjadi pendorong pengembangan PLTS Terapung di Indonesia, sebab potensinya sangat besar. Pemanfaatan lahan di atas badan air ini juga dinilai akan mengatasi hambatan pembangunan pembangkit yang seringkali kesulitan menemukan lahan darat yang tepat.
"PLTS ini kita jadikan sebagai salah satu showcase pada penyelenggaraan KTT G20 dan membuktikan bahwa Indonesia bisa membangun PLTS dengan sumber daya yang ada di dalam negeri," ujar Menko Luhut.
Pemerintah Targetkan Indonesia Bebas Emisi Karbon di 2060
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan Indonesia bebas emisi karbon di 2060, dengan melepaskan ketergantungan penggunaan energi fosil. Dengan demikian, Indonesia akan mulai beralih menggunakan energi baru terbarukan (EBT), sehingga transisi penggunaan energi fosil ke EBT akan menjadi tujuan pemerintah.
"Pemerintah punya target untuk mencapai zero nett emission tahun 2060 atau kalau bisa lebih cepat dari ini. Oleh karena itu, upaya keras transisi fosil dan EBT ini jadi tugas kita," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam webinar bertajuk Revitalisasi Kebijakan Ekonomi Maritim dalam Mendukung Kualitas Pemulihan Nasional, Jakarta, Jumat (7/5).
Terlebih berbagai negara di dunia juga telah mengarah pada tujuan yang sama, beralih ke energi bersih. Luhut mengklaim agenda besar Indonesia ini mendapat sambutan baik berbagai negara di dunia.
"Indonesia juga dinilai sebagai negara yang cukup maju pemikirannya karena memindahkan penggunaan fosil ke energi baru terbarukan," imbuhnya.
Luhut mengatakan, sumber EBT akan melimpah dari sektor maritim. Untuk itu, pemerintah aka memanfaatkannya untuk melistriki kawasan industri yang sedang dikembangkan di berbagai daerah.
Salah satunya kawasan industri di Kalimantan Utara akan dibuat dengan menggunakan PLTA. Kawasan industri tersebut diklaim akan menjadi yang pertama dalam mengembangkan energi hijau yang terintegrasi di dunia. "Ini salah satu integrasi industri terbesar di dunia karena luasannya mencapai 12.500 hektar," kata dia.
(mdk/idr)