Indonesia Jadi Negara dengan Jumlah Unicorn dan Decacorn Terbesar
Melalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Airlangga menyoroti inisiatif Indonesia dalam Digital Economic Agreement Framework (DEFA) yang dimulai pada masa Keketuaan ASEAN 2023.
Indonesia Jadi Negara dengan Jumlah Unicorn dan Decacorn Terbesar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut bahwa Indonesia kini menjadi negara dengan jumlah perusahaan unicorn dan decacorn terbesar di antara negara-negara lain.
- BUMN Indonesia Re Punya Program Pengembangan UMKM untuk Ciptakan Lapangan Kerja Baru, Begini Penjelasannya
- Info Terbaru: Program Kartu Prakerja Berlanjut di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nilai Manfaat Rp4,2 Juta per Orang
- Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
- Pemerintah Buka 1,2 Juta Kuota Program Kartu Prakerja
"Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah unicorn dan decacorn terbesar di antara negara lain. Hal tersebut salah satunya didorong dengan upaya pemerintah dalam melakukan integrasi dengan negara-negara ASEAN, sehingga dapat lebih mudah dalam mengembangkan dan memperluas jangkauan pasar," kata Airlangga di Jakarta, Sabtu (6/7).
Airlangga menyoroti inisiatif Indonesia dalam Digital Economic Agreement Framework (DEFA) yang dimulai pada masa Keketuaan ASEAN 2023.
"DEFA telah membuka babak baru dalam integrasi ekonomi digital regional," ujarnya.
Dengan adanya DEFA, diharapkan akan ada peningkatan investasi dan inovasi, peningkatan produktivitas, penciptaan lapangan kerja, serta pemberdayaan sektor UMKM.
merdeka.com
Proyeksi menunjukkan bahwa ekonomi digital ASEAN yang bernilai USD 1 triliun pada 2030 bisa meningkat menjadi USD 2 triliun berkat pemanfaatan DEFA.
Selain itu, Indonesia dan negara-negara ASEAN juga telah melakukan integrasi pembayaran dengan kebijakan Local Currency Settlement (LCS) melalui penggunaan QRIS.
Menko Airlangga juga menekankan pentingnya keamanan data di tengah berbagai upaya digitalisasi tersebut.
Airlangga menjelaskan disokong oleh perekonomian nasional yang tumbuh stabil di kisaran 5 persen dan kemampuan menjaga tingkat inflasi dalam kisaran sasaran, Indonesia semakin optimis dalam mendorong laju transformasi ekonomi menuju negara maju pada 2045.
Indonesia diperkirakan akan memiliki sekitar 320 juta penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar USD 26.000, sehingga ekonomi Indonesia diperkirakan dapat mencapai sekitar USD 9 triliun.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong peningkatan kinerja berbagai mesin pertumbuhan ekonomi, terutama di era digitalisasi.
Digitalisasi berbagai industri akan terus diakselerasi sehingga investasi di Indonesia akan lebih ke arah padat modal dan membutuhkan keterampilan baru dari masyarakat.
merdeka.com
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah juga menempuh berbagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing.
Melalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat sejak awal pelaksanaannya.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi tantangan untuk mendorong pemerataan konektivitas dan mengakselerasi pembangunan infrastruktur digital.
"Sejumlah upaya yang ditempuh di antaranya melalui pembangunan jaringan fiber optic Palapa Ring, pemanfaatan Satelit Multifungsi Satria bagi daerah tertinggal, terdepan, dan terluar, hingga yang terbaru yakni mengadopsi teknologi low Earth orbit satelite," sebutnya.