Indonesia Masih Impor Produk Asal Israel Senilai Rp266 Miliar, Cek Datanya di Sini
Impor dari Israel terjadi dari tahun ke tahun. Pada 2020, nilai impor barang dari Israel mencapai USD 56,5 juta. Kemudian tahun 2021 senilai USD 26,5 juta.
Selama ini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Indonesia Masih Impor Produk Asal Israel Senilai Rp266 Miliar, Cek Datanya di Sini
Indonesia Masih Impor Produk Asal Israel Senilai Rp266 Miliar, Cek Datanya di Sini
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih mengimpor barang atau produk dari Israel. Khusus sepanjang Januari sampai September 2023, nilai impor produk ke Indonesia dari Israel mencapai USD 14,4 juta atau sekitar Rp266 miliar.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengakui jika selama ini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Kendati demikian, hal ini tidak berarti kedua negara tidak bisa melakukan perdagangan.
"Dapat saya sampaikan bahwa kalau kita tidak memiliki hubungan diplomatik tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang tetap bisa dilakukan karena ini adalah sifatnya bisnis to bisnis," jelas dia dikutip Minggu (22/10).
Dia menyebutkan, dari nilai total impor Israel selama Januari sampai senilai USD 14,4 juta dengan komoditas utamanya adalah HS 84 yaitu mesin peralatan mekanis dan bagiannya.
Kemudian HS82 berupa perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia dan juga HS85 mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.
Dia menyebutkan dari tahun ke tahun impor masih berlangsung. Pada 2020, nilai impor barang dari Israel mencapai USD 56,5 juta. Kemudian tahun 2021 senilai USD 26,5 juta dan tahun 2022 mencapai USD 47,8 juta.
"Dan sepanjang Januari sampai September 2023 kita mengimpor dari Israel dengan nilai sebesar USD 14,4 juta," kata BPS.
merdeka.com
Sebelumnya, pecahnya konflik Israel-Palestina disebut tak mengganggu arus investasi ke Indonesia.
Juru Bicara Menteri Investasi/BKPM Tina Talisa menjamin perang Israel-Hamas tak berpengaruh terhadap investasi.
Tina menyampaikan, pihaknya terus memantau dinamika geopolitik global. Termasuk dari sisi arus investasi yang masuk ke Indonesia. Namun, hingga saat ini, tak ditemukan pengaruh langsung dari eskalasi konflik yang terjadi.
"Tapi sejauh ini baik itu konflik di Timur Tengah antara kita lihat kondisi di Palestina itu tidak berpengaruh secara langsung kepada indonesia ," ujar dia saat ditemui di St Regis, Jakarta, Rabu (11/10).
merdeka.com
Dengan begitu, dia masih optimistis target investasi Indonesia di akhir tahun 2023 ini masih bisa tercapai. Meski begitu, Tina mengaku turut prihatin atas konflik Israel-Palestina yang kian memanas.
"Jadi kami masih optimistis bahwa investasi akan tercapai seperti komitmen pak Bahlil insyaAllah tahun target tercapai di akhir tahun," kata dia.
"Tapi tentu kita sama-sama juga terus memantau perkembangannya dan kita juga sangat-sangat turut prihatin dengan apa yang terjadi," sambung Tina.