Indonesia Ternyata Pernah Impor Kurma dan Jeruk dari Israel
Gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (DBS) kembali menyuarakan pemboikotan produk asal Israel dengan memberhentikan penjualan.
, Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD124.100 di 2007 dan meningkat menjadi USD116,4 juta pada tahun 2008.
Indonesia Ternyata Pernah Impor Kurma dan Jeruk dari Israel
Indonesia Ternyata Pernah Impor Kurma dan Jeruk dari Israel
Negara Israel kini menjadi sorotan masyarakat dunia lantaran perang dengan Palestina tak kunjung usai hingga memakan banyak korban jiwa.
Akibatnya, gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (DBS) kembali menyuarakan pemboikotan produk asal Israel dengan memberhentikan penjualan.
Kendati begitu, ternyata Indonesia pernah melakukan transaksi impor dengan Israel.
Melansir dari berita Merdeka.com beberapa tahun silam, Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 di 2007 dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada tahun 2008.
Kemudian tahun 2009, total perdagangan kedua negara itu mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada tahun 2010.
Data tahun 2011 menunjukkan penurunan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan 2012 kembali mengalami kenaikan mencapai USD 79 juta.
merdeka.com
Ternyata Indonesia juga pernah mengimpor produk Israel, salah satunya adalah Kurma. Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2012 silam Indonesia mengimpor kurma dari Israel sebanyak 20,6 ton dengan nilai perdagangan kurma USD 191.300.
Selain kurma, Indonesia juga pernah mengimpor jeruk Shantang dari Israel. Impot tersebut terjadi pada tahun 2012 silam. Dengan total impor 0,666 ton senilai USD 709.
Meskipun demikian Indonesia sudah tidak mengimpor kurma dari Israel. Terlihat data BPS tahun 2022, negara asal impor kurma terbesar RI adalah Mesir 7,9 ribu ton. Diikuti oleh Arab Saudi 1,4 ribu ton dan Tunisia 1,3 ribu ton.
Produk Israel yang Ada di Indonesia1. Edushape
Edushape merupakan sebuah brand permainan anak yang berguna untuk memaksimalkan manfaat perkembangan anak.
Mereka bekerja sama dengan tim spesialis penelitian dan pengembangan, psikolog anak, guru, dan orang tua untuk membuat produk mainan ini.
2. Tiny Love
Produk ini merupakan sebuah brand perlengkapan bayi untuk kaum menengah ke atas.
Sebab, harganya yang cukup mahal. Tiny Love kini sudah tersedia di 50 negara, termasuk di Indonesia. 3. Rummikub
Ini merupakan produk mainan yang cukup populer. Mainan ini menyediakan sebanyak 104 kartu yang bertuliskan mulai dengan angka 1 hingga 13 dalam empat jenis warna yang berbeda.
Permainan ini dikembangkan oleh mendiang Mr. Ephraim Hertzano pada tahun 50an. Saat ini Rummikub dijual di lebih dari 70 negara dan diterjemahkan ke dalam 28 bahasa.