Indonesia miliki potensi mineral yang besar untuk digali
Sumbangan sektor mineral pada penerimaan 2012 sebesar Rp 120 triliun.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan potensi hasil tambang mineral Indonesia masih sangat besar. Ini terlihat dari sumbangan sektor tersebut pada penerimaan Indonesia mencapai Rp 120 triliun.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sukhyar, mengatakan hasil tambang mineral Indonesia masih banyak terbentang dari Sabang sampai Marauke.
Ini terlihat dari data Badan Geologi ESDM yang menunjukkan cadangan biji nikel pada 2012 di Pulau Sulawesi terdapat sebanyak 79,870 juta ton di mana 13,88 persen di antaranya masuk dalam kawasan hutan lindung. Sementara untuk kawasan Maluku terdapat sekitar 65,082 juta ton di mana 4,93 persen di antaranya masuk kawasan hutan lindung.
"Terdapat cadangan bijih sebesar 1,162 miliar ton dan sumber daya bijih sebesar 3,255 miliar ton, dengan asumsi bijih yang diolah sebesar 30 juta ton per tahun" jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/9).
Sedangkan untuk cadangan Bauksit di Kepulauan Riau terdapat sekitar 2,200 juta ton, Maluku sebesar 11,900 juta ton dan Kalimantan sebesar 150,655 juta ton.
"Terdapat cadangan (bauksit) sebesar 580,221 juta ton dan sumber daya 1,166 miliar ton dengan asumsi bijih yang diolah 20 juta ton per tahun," papar dia.
Cadangan untuk bijih timah di wilayah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, serta wilayah pantai barat Pulau Kalimantan masih diperlukan eksplorasi lebih lanjut untuk mengetahui potensinya.
Cadangan bijih besi di Sumatera terdapat sebanyak 168,069 juta ton. Cadangan biji tembaga di Maluku sebesar 101,200 juta ton.
Menurut Sukhyar sumber daya mineral Indonesia cukup memadai untuk mendukung keberlanjutan pengembangan hilirisasi mineral.
Saat ini dengan melihat kebutuhan baja di dalam negeri yang begitu besar, dia mengusulkan perlu dibangun smelter nickel pig iron (NPI) untuk bahan stainless steel.
Besarnya potensi mineral Indonesia harus menjadi perhatian bersama untuk digali potensinya dan tidak hanya berfokus pada sektor migas.