Indonesia sia-siakan Rp 229,5 triliun tiap tahun
Dukungan pemerintah pada sektor kelautan yang minim membuat potensi ini tak termanfaatkan optimal.
Tidak dipungkiri lagi, Indonesia adalah negara dengan lautan yang sangat luas mencapai dua per tiga dari total keseluruhan luas Tanah Air. Namun demikian, potensi kekayaan alam dari laut tersebut justru tidak dimanfaatkan oleh pemerintah.
Ketua Komite Tetap Litbang Industri Pengolahan Hasil Perikanan Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin, Erwin Hartono Suminto, mengatakan potensi laut Indonesia mencapai Rp 255 triliun per tahun. Pemerintah baru memanfaatkan sektor ini sekitar 10 persen atau Rp 25,5 triliun.
"Kita telah dan sudah kita hitung itu potensi kelautan kita Rp 255 triliun per tahun," ucap Erwin di Gedung Kadin, Jakarta, Senin (7/4).
Erwin mencontohkan, salah satu potensi laut Indonesia adalah untuk pengembangan bidang farmasi dan pengobatan. Karang yang ada di Indonesia bisa menghasilkan sel aktif yang bisa mengobati kanker serta membuat awet muda. Namun, ini belum dikembangkan sama sekali.
"Sebenarnya kita bisa buat budi daya karang. Lahan kita luas. Mengambil sel aktif dari karang itu. Harus budi daya karena kalau tidak karangnya rusak. Ini bisa obat kanker dan sebagainya. Itu banyak dan nilainya tinggi sekali. Yang membuat telaah (kajian) itu orang luar. Kita sendiri surprise," katanya.
Tidak majunya potensi laut ini tak lepas dari kurang berpihaknya pemerintah pada nelayan Indonesia. Namun, beberapa daerah sudah mulai mengembangkan potensi laut ini walau dengan segala keterbatasan. "Hanya mulai itu di NTB dan NTT. Mereka sudah bisa buat kosmetik buatan lokal, anti keriput juga," tegasnya.
Contoh lain potensi laut Indonesia adalah pembangkit listrik. Kuatnya arus laut dan perbedaan suhu air juga bisa dijadikan bahan baku pembangkit listrik.
Bahkan, Erwin menyebut potensi ini sudah dikaji oleh LIPI dan Jepang. "Kalau pemerintah mau, kita pasti bisa. Teknologi kita belum bisa kerja sama saja dengan pihak asing," tutupnya.