Induk usaha RS Hermina resmi melantai di bursa saham
Induk perusahaan rumah Sakit Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pencatatan perdananya, saham perusahaan berkode HEAL ini turun 2,7 persen atau 100 poin ke level Rp 3.600 dari 3.700.
Induk perusahaan rumah Sakit Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menjadi emiten ke-14 yang catatkan saham sepanjang tahun berjalan 2018.
Pada pencatatan perdananya, saham perusahaan berkode HEAL ini turun 2,7 persen atau 100 poin ke level Rp 3.600 dari 3.700. Saham HEAL ditransaksikan sebanyak 71 kali dengan volume sebanyak 1.807 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 667,25 juta
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
Direktur BEI Samsul Hidayat mengatakan, dengan melantai di bursa saham, Hermina akan memiliki akses yang lebih besar terhadap pendanaan untuk untuk pengembangan perusahaan. Dia juga Hermina bisa mematuhi seluruh aturan di Bursa Efek Indonesia.
"Sehari jelang Ramadan, Bursa Efek Indonesia ditambah dengan satu perusahaan, PT Medikaloka Hermina Tbk. Kami atas nama Bursa Efek Indonesia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas dicatatkan PT Medikaloka Hermina di BEI. Diharapkan ke depan saham Hermina menjadi lebih menarik bagi investor," ujar dia di BEI, Jakarta, Rabu (16/5).
Perseroan melepas 351.380.800 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 publik. Harga saham perdana PT Medikaloka yang ditawarkan Rp 3.700 per saham. Jadi target dana yang diraup dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 1,3 triliun.
Perseroan mencatatkan saham 2,97 miliar saham di BEI antara lain penawaran saham perdana 351,38 juta saham, mandatory exchangeable note sebesar 94,72 juta saham, dan saham pendiri 2,97 miliar. Kapitalisasi pasar saham terbentuk Rp 11 triliun.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pasien dan para investor yang telah mendukung Hermina selama ini. Langkah IPO ini merupakan tonggak strategi jangka panjang yang penting bagi Perseroan untuk memperluas jangkauan pelayanan, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat," kata Direktur Utama PT Medikaloka Hermina dr. Hasmoro.
Perseroan akan gunakan dana hasil IPO sekitar 25 persen untuk belanja modal pembukaan rumah sakit di Palembang, Samarinda, Padang dan lainnya. Saat ini Hermina telah mengelola 28 rumah sakit di 17 provinsi di Indonesia dan berencana untuk membangun 12 rumah sakit baru dalam 3 tahun ke depan.
Kemudian sekitar 25 persen digunakan Medikaloka Investama untuk belanja modal yang dipakai untuk beli peralatan medis kesehatan. Lalu sekitar 38 persen untuk bayar utang ke PT Bank DBS Indonesia dan surat utang jangka pendek Medikaloka Hermina, dan 12 persen untuk biaya operasional.
Perseroan juga akan menerbitkan saham biasa dalam rangka melaksanakan konversi mandatory convertible note (MCN) senilai Rp 150 miliar (MCN Apollo) dengan jumlah 77,16 juta saham baru, konversi MCN senilai Rp 14,60 miliar (MCN Andira) sebesar 7,51 juta saham, dan konversi obligasi senilai Rp 20 miliar (obligasi SCK) sebesar 10,05 juta saham.
PT Medikaloka Hermina Tbk telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Perseroan akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan Perseroan melalui Employee Stock Allocation dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 0,5692 persen dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini atau sebesar 2.000.000 (dua juta) saham kepada karyawannya. Hargapelaksanaan saham ESA akan sama dengan Harga Penawaran Umum Perdana Saham.
Perseroan akan menerbitkan opsi Saham untuk program MESOP sebanyak-banyaknya 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham ini atau sebanyak-banyaknya sejumlah 89.190.000 saham.
Perseroan telah membukukan pertumbuhan kinerja yang baik dengan total pendapatan sebesar Rp 2,7 triliun dan EBITDA sebesar Rp 574,9 miliar pada tahun fiskal 2017. Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan juga telah mencapai pertumbuhan rata-rata tahunan majemuk atau Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,2 persen untuk pendapatan dan 30,8 persen untuk EBITDA.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pedagang pasar tradisional kini didorong jadi investor pasar modal
BEI: 24 perusahaan melantai di bursa saham di semester 1/2018
Resmi melantai di bursa, saham PT Royal Prima Tbk langsung naik 47 persen
Habiskan USD 30 juta, Rumah Sakit Omni Pekayon masuki tahap topping off
Resmi IPO, nilai saham Surya Pertiwi naik menjadi Rp 1.280