Jatuh Bangun Saroh Rintis Usaha Kue Brownis Kering di Indramayu, Modal 1,5 Juta Kini Raup Omzet hingga Rp150 Juta Per Bulan
Berkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Berkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Jatuh Bangun Saroh Rintis Usaha Kue Brownis Kering di Indramayu, Modal 1,5 Juta Kini Raup Omzet hingga Rp150 Juta Per Bulan
Perempuan asal Desa Lombang, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Saroh, berhasil membuktikan hasil manis dari kerja keras.
Ia kini sukses merintis usaha makanan ringan, dengan modal awal seadanya. Produknya bahkan tembus sampai Dubai dengan omzet tertingginya mencapai Rp150 juta.
Perjalanan merintis usaha ini penuh hambatan. Ia sempat dihadapkan oleh pilihan pendidikan, karir maupun fokus di usaha kue kering. Dengan tekad yang kuat, Saroh kemudian memfokuskan pilihannya di usaha pembuatan kue.
-
Bagaimana Windhy bisa sukses jual kue di Bogor? Dirinya berbagi kunci mengapa usahanya bisa terus bertahan sejak 2019 lalu.
-
Apa yang menjadi modal awal Faisal saat memulai usaha keripik? Bermodal nekat, ia membelanjakan uang Rp50 ribu untuk modal awal membuat keripik ubi.'Kalau dulu, modal awalnya Rp50 ribu. Itu nyoba-nyoba ya karena keripik singkong atau pisang kan udah banyak, akhirnya dipilih ubi dan laku,' katanya dalam program Berani Berubah di kanal YouTube Fokus Indosiar.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Bagaimana Mulyani memulai bisnis kue? Seiring waktu, Mulyani mulai berbagi resep kue kepada pelanggan di tokonya. Beberapa pelanggan tertarik belajar membuat kue pada dirinya. Awalnya, Mulyani tidak menarik tarif kepada para peserta belajar membuat roti. 'Lalu mulai berbayar Rp5 ribu, kemudian belajar bikin macem-macem roti jadi bayar Rp10 ribu,' jelasnya.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
-
Apa usaha kue yang dirintis oleh Windhy di Bogor? 'Usaha kuliner Cemal-Cemil Khandara ini baru mulai ada di Kota Bogor ini sejak Desember 2019 dan saat ini sudah ada 50 jenis produk kue, yang awalnya brownies,' kata Windhy beberapa waktu lalu, mengutip YouTube Halo Bos, Sabtu (17/2).
Saat awal-awal merintis, hambatan Covid-19 juga menjadi tantangannya. Pesanan kuenya pun terdampak wabah global tersebut akibat diberlakukannya lockdown massal.
Namun ia tak menyerah hingga mampu melewati tantangan demi tantangan sampai sekarang.
Modal Awal Rp1,5 Juta di 2020
Saroh diketahui memulai usahanya pada 2020 lalu. Kala itu ia masih berkuliah dan menjalankan usaha sembari mengisi waktu luang. Modalnya pun tidak besar yakni Rp1,5 juta.
Namun usaha kuenya tidak berjalan maksimal lantaran ia masih fokus menyelesaikan studinya. Setelah selesai kuliah, masalah besar kembali datang yakni wabah Covid-19 yang memukul usahanya saat baru merintis.
"Sebenarnya saya sudah punya usaha kecil-kecilan dulu yaitu Brownis chips, tapi karena waktu itu disambi kerja jadi tidak fokus dan saya harus pilih salah satu," terang Saroh, melansir Liputan6.
Tetap Tawarkan Produk ke Tetangga
Walaupun kondisinya terpuruk akibat pandemi Covid-19, Saroh tetap berjuang. Selepas lulus dari jurusan perhotelan Kampus Untag Prima Cirebon ia terus bertahan dengan tetap menciptakan produk brownies kering.
Mencoba putar otak, Saroh mulanya menyambangi para tetangganya untuk menawarkan dagangan. Agar terserap maksimal, Saroh juga menjual produknya lewat online hingga perlahan penjualannya meningkat.
"Waktu awal itu modal Rp 1,5 juta pada awal bulan ramadhan, dan mendapatkan omzet 3jt, pada saat itu saya berfikir gimana caranya saya punya usaha tidak musiman," ujarnya.
Dihadapkan Pilihan Karir
Ketika mulai bangkit, Saroh berkeinginan untuk melamar pekerjaan di hotel, namun panggilan tak kunjung datang. Akhirnya, ia diterima di sebuah bank dan memulai bekerja di sana.
Namun karena kecintaannya di usaha kue kering ini meningkat, dengan keputusan yang matang akhirnya ia memilih untuk keluar dari pekerjaannya dan fokus mematenkan bisnis kue kering miliknya.
Mochips pun Saroh pilih sebagai brand dengan produk unggulannya berupa brownies chips, rengginang dan keripik pedas.
Ia juga langsung mengurus keperluan administrasi berupa NIB, PIRT hingga sertifikat produk halal dari MUI. Ini tentu semakin membuat peluang usahanya jadi berkembang.
Terjual Sampai Dubai
Usaha kerasnya ini makin membuahkan hasil. Gayung kemudian bersambut dengan banyaknya produk yang dibawa ke Dubai. Produk-produknya dipesan oleh para TKI yang bekerja di sana.
Menurutnya, produk kue dan keripik miliknya biasanya menjadi oleh-oleh TKI atau sekedar dijual lagi di Dubai juga sebagai jastip.
Pemenang produk UMKM Juara 2023 yang bergabung dengan Diskopdagin ini semakin meningkat penjualannya hingga 80 pcs brownis chips, 50 pcs cemilan pedas dan 100 boks rengginang.
"Alhamdulillah toko oleh-oleh menerima produk saya sampai sekarang. Untuk harga brownis chips Rp 12 ribu per pcs, camilan pedas Rp 10 ribu per pcs dan Rengginang Rp 17 ribu per boks isi 10," bebernya
Omzet Sampai Rp150 Juta
Ditambahkannya, jika saat ini ia masih melayani permintaan dari para TKI yang bekerja di beberapa negara seperti Dubai, Hongkong, Taiwan hingga Jepang.
Lalu ia juga melayani toko oleh-oleh sebanyak sekitar 100 sampai 500 pcs sekali kirim.
Aneka produk Mochips
Terakhir, dirinya mengaku pernah meraup omzet tertinggi hingga Rp150 juta lewat usaha Mochipsnya ini. Produknya ia jual melalui marketplace, media sosial hingga offline.
"Kadang ada juga TKI yang sedang pulang terus kerumah pesan untuk dibawa. Katanya untuk dijual lagi atau sekedar jastip gitu. Tapi saya belum berani untuk ekspor mandiri karena butuh proses jadi melayani pesanan individu saja dari TKI baru saya kirim lewat ekspedisi di sekitar rumah," tambahnya