Industri Properti Mulai Bangkit Jelang Akhir Tahun, Ini Indikasinya
Dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar properti nasional tercermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal I 2020. Di mana secara tahunan, indeks suplai properti biasanya justru mengalami kenaikan pada kuartal I setiap tahun dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya.
Industri properti nasional mengalami fluktuasi yang cukup besar di tahun ini. Sempat mengalami tekanan yang dalam di kuartal I hingga III karena dampak pandemi Covid-19, industri properti mulai terlihat ada tanda-tanda kebangkitan mendekati akhir tahun ini.
"Di tahun 2020 ini kita lihat masih sangat dinamis, tahun yang menjadi ujian terhadap keuletan para pelaku industri properti nasional. Sebenarnya 2020 ini digadang-gadang sebagai tahun kebangkitan dari sektor properti. Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, optimisme ini memang sedikit meluntur," ujar Country Manager Rumah.com, Marine Novita di Jakarta, Senin (7/12).
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Mengapa Hartono bersaudara melebarkan bisnis ke sektor properti? Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti.
-
Kenapa Indonesia rentan terhadap gempa bumi? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Bagaimana Ardhan Leemy memulai bisnis propertinya? Ia memulai usaha bisnis propertinya sendiri pada tahun 2020. Hasil komisi yang diterimanya sebagai seorang agen properti terus ia kumpulkan.
-
Kapan Ardhan Leemy memulai bisnis propertinya? Saat ini, di usianya yang menginjak 24 tahun, Ardhan Leemy telah menjelma menjadi seorang pengembang perumahan yang sukses. Ia memulai usaha bisnis propertinya sendiri pada tahun 2020.
-
Siapa yang membantu Endang mengembangkan karir di bidang properti? Dari situ perusahaan tempat ia bekerja berkembang pesat, yang menggerakan hati Endang untuk memiliki usaha sendiri.
Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, indeks yang berisi dinamika pasar properti di Indonesia, memperlihatkan bahwa dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar properti nasional tercermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal I 2020. Di mana secara tahunan, indeks suplai properti biasanya justru mengalami kenaikan pada kuartal I setiap tahun dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya.
Meski demikian, tanda-tanda kebangkitan industri properti di Tanah Air mulai terlihat di penghujung tahun ini . "Jika dilihat dalam grafik, Q1, Q2, dan Q3 tahun 2020 memang terpengaruh akibat adanya Covid-19. Namun di akhir tahun, kita lihat ada tanda-tanda kebangkitan terkait dengan properti jika dilihat dari indeks harga," ujar Marine.
Indeks harga mengalami penurunan di kuartal III 2020 yang berada pada angka 111,2, turun sebesar 0,6 persen secara tahunan (year-on-year). Penurunan indeks harga properti tahunan ini adalah yang pertama terjadi dalam lima tahun terakhir.
Sinyal Positif Lainnya
Sinyal positif di penghujung tahun juga terlihat pada indeks suplai. Indeks suplai secara tahunan pada kuartal III 2020 berada pada angka 144,7 atau naik sebesar 24,9 persen (year-on-year), ini sekaligus menjadi indeks tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kecemasan sempat muncul ketika indeks suplai ini mengalami penurunan sebesar 7 persen pada kuartal I 2020, atau awal masa pandemi.
Secara tahunan, indeks suplai properti biasanya mengalami kenaikan pada kuartal pertama setiap tahunnya dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya. Indeks harga pada kuartal ini naik tipis sebesar 0,3 persen.
Sementara itu, indeks suplai turun cukup besar, yakni sebesar 5,4 persen. Penurunan indeks suplai ini diakibatkan oleh langkah pengembang yang menahan peluncuran properti baru.
Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai bulan April 2020 di mana Pemerintah membatasi hampir seluruh kegiatan usaha dan perkantoran menjadi pukulan telak bagi ekonomi nasional secara umum termasuk industri properti. Indeks harga kuartal kedua ini turun 1,7 persen dari kuartal sebelumnya atau berada pada angka 110,6.
Memasuki akhir kuartal II 2020, pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan akan datangnya situasi kenormalan baru dengan mulai meluncurkan suplai-suplai baru. Ini terlihat dari kenaikan indeks suplai properti menurut indeks suplai pada kuartal II 2020 yang naik sebesar 20,8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya atau berada pada angka 131,6.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)