Inflasi Desember Kota Solo diprediksi lebih tinggi dari November
Kenaikan harga yang tinggi dialami sejumlah komoditas kebutuhan pokok selama perayaan Natal dan tahun baru.
Angka inflasi Desember 2015 di Kota Solo diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding November 2015. Penyebabnya, kenaikan harga yang tinggi dialami sejumlah komoditas kebutuhan pokok selama perayaan Natal dan tahun baru.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo Bagus Rahmat Susanto mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional. Selain di Pasar Gede, sidak juga dilakukan di Pasar Legi.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
"Dalam sidak yang kami temukan gejolak harga di pasar dengan selisih yang cukup signifikan. Ini namanya bukan lagi naik harga tapi ganti harga," ujar Wakil ketua TPID Bandoe Widiarto di Solo, Kamis (31/12).
Bagus mencontohkan, harga telur ayam ras yang sepekan sebelumnya Rp 15.000, saat ini menjadi Rp 24.000 hingga Rp 25.000. Daging ayam yang semula Rp 27.000 hingga Rp 28.000 kini Rp 30.000 hingga Rp 32.000. Sedangkan, harga bawang merah yang semula Rp 17.000 per kg sekarang menjadi Rp 40.000 per kg.
"Harga bawang merah kenapa berbeda, karena ada yang didatangkan dari Boyolali dan Brebes, sehingga rasa dan kualitasnya berbeda," jelas Bandoe.
Dalam sidak itu, tim juga menemukan komoditas yang harganya stabil seperti beras, gula, dan minyak goreng. Sedangkan komoditas yang harganya turun antara lain, cabai merah, cabai merah rawit, dan cabai rawit hijau yang semula Rp 30.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg, petai yang semula Rp 5.000 per lonjor menjadi Rp 1.000 per lonjor.