Ini alasan 14 proyek dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional
Salah satu proyek yang dicoret seperti jalan tol Waru-Wonokromo-Tanjung Perak sepanjang 18,2 Km. Proyek tersebut dicoret karena pemerintah daerah (Pemda) tidak menginginkan proyek senilai Rp 11,1 triliun tersebut dibangun, sehingga penyusunan rencana tata ruang ruang wilayah (RTRW) tidak kunjung selesai.
Pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan 14 proyek dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Ketua Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan, salah satu proyek yang dicoret seperti jalan tol Waru-Wonokromo-Tanjung Perak sepanjang 18,2 Km.
Proyek tersebut dicoret karena pemerintah daerah (Pemda) tidak menginginkan proyek senilai Rp 11,1 triliun tersebut dibangun, sehingga penyusunan rencana tata ruang ruang wilayah (RTRW) tidak kunjung selesai.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Jakarta? "Itulah yang kita perbaiki, jadi kita memperbaiki dari hal kecil, yang baik-baik yang sudah dilakukan oleh para gubernur. Jadi tujuan saya adalah mempersatukan peninggalan para gubernur yang baik-baik ini," ucap dia.
-
Bagaimana Indonesia membangun konektivitas regional dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan? Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-MalaysiaThailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari USD 57 miliar.
"Salah satunya Waru-Monokromo-Tanjung Perak karena masalahnya berlarut-larut. Karena Pemda tidak ingin bangun itu, sehingga RTRW belum disesuaikan. Sehingga ini tidak mungkin dilakukan pembangunan pada kuartal III 2019," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (19/4).
Kemudian, Bandara Sebatik di Kalimantan Utara. Proyek ini dikeluarkan dari PSN karena lokasinya berdekatan dengan bandara Nunukan sehingga pembangunannya dianggap belum menjadi prioritas.
"Bandara Sebatik tidak diusulkan karena ternyata Bandara Sebatik dekat dengan Bandara Nunukan," lanjut dia.
Contoh lain, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Merauk. Alasannya proyek ini dihapus dari PSN karena masih butuh penyempurnaan dalam kajiannya serta masalah lahan yang tidak kunjung selesai.
"Alasan KEK Merauke ini masih butuh penyempurnaan kajian masterplan. Karena masih ada lahan produksi pangan, masalah lahan ini kan tidak cepat. KEK Merauke ini masih bisa didorong melalui PP (Peraturan Pemerintah) sendiri. Kalau diselesaikan bisa melalui jalur PP," kata dia.
Serta proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor East-West di DKI Jakarta. Proyek ini dicoret karena masih dalam proses kajian, sehingga diperkirakan pada kuartal III 2019 pembangunannya belum bisa dimulai.
"MRT East-West ini masih proses kajian, sehingga sekarang dibangun prosesnya lama. Sehingga kita yakin kuartal II 2019 belum bisa dilakukan fisik. Tapi bukan tidak dibangun. Ini tetap kita dorong, dan menjadi program RPJMN," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)