Ini alasan di balik melonjaknya harga cabai jadi Rp 80.000 per kg
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, hal ini dikarenakan musim hujan yang mulai melanda beberapa wilayah di Indonesia. Selain itu, dirinya juga mengatakan melonjaknya harga cabai juga dikarenakan Erupsi Gunung Sinabung, terlebih di pulau Sumatera.
Kementerian Perdagangan mencatat terdapat kenaikan yang cukup signifikan terhadap komoditas pangan terutama cabai. Harga cabai di pasaran menurut menurut situs harga bahan pokok milik Pemprov DKI Jakarta, www.infopangan.go.id, harga cabai merah sudah menembus Rp 80.000/kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, hal ini dikarenakan musim hujan yang mulai melanda beberapa wilayah di Indonesia.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Bagaimana Kemendag memantau stabilitas harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok. Rata-rata harga cabai sudah di kisaran Rp 70.000 per kg di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
-
Bagaimana cara Kemendag memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok? Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi.
-
Kenapa mangga yang dijual di pasaran sering terasa hambar? Sayangnya, buah mangga yang dijual di pasaran sering kali terasa hambar karena dipanen sebelum matang sempurna.
"Dan setelah kita konfirmasi ke Kementerian Pertanian (Kementan) itu bukan tidak ada stoknya, stok banyak, cuma tidak berani dipanen karena cuaca," katanya di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (28/10).
"Jadi kalau dipanen malah busuk, jadi petani malah tidak mau panen, dibiarkan saja cabai itu di pohon supaya tidak busuk," tambahnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan melonjaknya harga cabai juga dikarenakan Erupsi Gunung Sinabung, terlebih di pulau Sumatera.
"Daerah-daerah yang harganya tinggi terutama di Sumut dan Aceh juga selain karena cuaca hujan terus, juga ada gunung yang erupsi," jelasnya.
Baca juga:
Mendag: Sudah 2 tahun, Jokowi masih tegur kami soal harga pangan
Pasokan aman, pemerintah tak bakal impor dalam waktu dekat
Ekspor kopi di TEI capai nilai USD 55,30 juta, terbesar untuk Mesir
Kebijakan impor ayam RI digugat Brasil di WTO, ini kata Kemendag
Kontrak dagang TEI 2016 hari ke-2 tembus Rp 2,44 triliun
Mendag: Banyak Perda berbelit karena otonomi daerah
Mendag: Pariwisata tak laku kalau tak ada infrastruktur