Ini kata Pertamina soal harga BBM turun bulan depan
Pertamina akan mendukung keputusan pemerintah dalam penentuan harga BBM. Sebab, pihaknya hanya bertugas untuk menyediakan BBM kepada masyarakat. Meski begitu, Wianda mengaku Pertamina sudah berdiskusi dengan pemerintah mengenai penentuan harga BBM untuk periode Oktober 2016 ini.
Pemerintah akan kembali menentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Oktober 2016. Meski begitu, pemerintah masih mengumpulkan data pergerakan harga minyak selama tiga bulan terakhir dalam menentukan harga BBM bulan depan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan Pertamina akan mendukung keputusan pemerintah dalam penentuan harga BBM. Sebab, pihaknya hanya bertugas untuk menyediakan BBM kepada masyarakat.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Apa yang dilakukan Pertamina bagi SDM Tanzania Petroleum? Pertamina melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) menggelar Pre Capacity Building dan Capacity Building bagi pekerja TPDC bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
"Kalau saya (Pertamina) tidak mengikuti beliau (pemerintah) apa yang naik, apa yang turun, kan ini memang wewenang pemerintah. Tugas Pertamina adalah bagaimana semua distribusi yang dijalankan dapat terlaksana dengan baik," kata Wianda di Jakarta, Rabu (28/9).
Meski begitu, dia mengaku Pertamina sudah berdiskusi dengan pemerintah mengenai penentuan harga BBM untuk periode Oktober 2016 ini. Terutama, mengenai penjualan berbagai jenis BBM di masyarakat.
"Semuanya sudah dilaporkan, ada peningkatan signifikan. Pengguna pertalite dan pertamax sampai September sudah mengambil porsi sebanyak 45 persen, dari seluruh porsi konsumsi gasoline nasional. Premium itu tadinya yang 75.000 KL per hari, sekarang cuma hanya 55.000 KL per hari," imbuhnya.
Namun, Wianda sendiri belum bisa mengatakan harga BBM nanti akan turun atau naik. Selain itu, dia juga belum mengetahui kapan keputusan tersebut akan dipublikasikan.
"Silahkan ditanya kepada Pak Dirjen Migas (IGN Wiratmaja Puja) untuk kenaikan atau penurunan BBM jenis penugasan, nanti dicek ke Pak Dirjen," jelas Wianda.
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan hasil evaluasi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar pada 3 Oktober mendatang. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah yang masih menetapkan harga Premium dan Solar setiap 3 bulan.
Direktur Jenderal Migas (Minyak dan Gas Bumi) Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja memberi sinyal bahwa harga Premium akan turun dan Solar naik pada awal Oktober mendatang. Perubahan harga terjadi karena harga minyak dunia masih bertahan rendah.
"Akan ada sedikit perubahan. Premium turun dan Solar naik. Harga nanti kita diskusikan dulu ke Pak Menteri (Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan) nanti kebijakannya seperti apa," katanya saat di temui di gedung DPR, Senayan, Kamis (22/9).
Kenaikan harga Solar diprediksi sekitar Rp 300 sampai Rp 500 per liter. Namun, Wirat enggan memprediksi besaran harga Premium yang akan turun. "Kan harus tunggu tanggal 25 bulan ini dihitung totalnya jadi berapa,"
Sebagai Informasi, harga Premium turun per 1 April 2016 sampai bulan ini menjadi sebesar Rp 6.450 per liter dan di daerah sekitar Rp 6.550. Sedangkan harga Bio Solar Rp 5.150 per liter dan Minyak Tanah Rp 2.500 per liter.
Baca juga:
YLKI sebut perubahan konsumsi BBM dipengaruhi harga
DPR soal untung jual BBM subsidi: Pertamina jangan bebani rakyat
Pertamina target produksi minyak 700.000 barel per hari di 2019
ESDM sebut PGE bisa 'ngebor' 12 sumur panas bumi setiap tahun
Pemerintah beri sanksi jika penyalur BBM tak gunakan biodiesel
Bos Pertamina minta ESDM juga terapkan mandatori B20 di SPBU asing
Kebijakan B20 bikin ekspor kelapa sawit meningkat