Ini kebaikan hati pemerintah terhadap Lion Air
Diistimewakan sejak lama.
Kementerian Perhubungan menyatakan Lion Air sedikitnya sudah menunda sebanyak 16 penerbangan semalam. Ratusan penumpang dibiarkan terkatung-katung di terminal keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Proses penyelesaian berjalan lambat. Hadi Mustofa Djuraid, Staf Khusus Menteri Perhubungan Lion Air, menilai maskapai milik Rusdi Kirana itu tak kooperatif.
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Kapan aturan kompensasi delay penerbangan berlaku? Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2015 memberlakukan aturan kompensasi untuk keterlambatan dan penundaan penerbangan.
-
Apa saja jenis kompensasi yang diberikan kepada penumpang pesawat yang mengalami delay? - Kategori 1, keterlambatan selama 30 hingga 60 menit. Pada kategori ini, para penumpang berhak mendapatkan kompensasi berupa minuman ringan.- Kategori 2, keterlambatan selama 61 hingga 120 menit. Pada kategori ini para penumpang harus mendapatkan kompensasi minuman dan makanan ringan.- Kategori 3, keterlambatan selama 121 hingga 180 menit. Ketika mengalami keterlambatan hingga 3 jam lamanya, maskapai wajib memberikan makanan berat dan minuman.- Kategori 4, keterlambatan selama 181 hingga 240 menit. Pada keterlambatan selama berjam-jam ini, para penumpang wajib mendapatkan kompensasi keterlambatan berupa minuman, makanan ringan, hingga makanan berat.- Kategori 5, jika delay lebih dari 240 menit atau 4 jam, maka kompensasi yang diberikan yaitu ganti rugi sebesar Rp300.000, baik berupa uang tunai ataupun voucher yang bisa diuangkan.Maskapai juga diperkenankan melakukan pembayaran ganti rugi dengan transfer rekening paling lambat 3×24 jam dari keterlambatan atau pembatalan.- Kategori 6, terjadi saat adanya pembatalan penerbangan. Dalam kondisi seperti ini, penumpang berhak memperoleh kompensasi berupa refund (pengembalian dana tiket) atau pengalihan pada penerbangan selanjutnya.
Namun, itu ternyata belum cukup untuk membuat pemerintah mengambil tindakan tegas. Baru sebatas melayangkan teguran dan menghentikan sementara izin rute baru.
Sebaliknya, pemerintah malah terkesan ingin menyelamatkan imaji maskapai penerbangan berlogo singa itu.
Mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu mengatakan sedari dulu Lion Air memang sudah menjadi anak emas. Pemerintah hanya bersikap keras kepada maskapai diluar Lion Air
"Saya dari dulu merasakan kalau Lion Air ini anak istimewa sejak 2006. Tidak ada yang berani menegur, yang lain gampang sekali. Siapa dibalik Lion saya tidak tahu."
Berikut ini adalah contoh sikap baik pemerintah terhadap maskapai milik Rusdi Kirana, saat ini anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi.
Jokowi hanya pesan pelayanan harus baik
Sejak Rabu siang sampai Jumat sore kemarin, penumpang Lion Air masih menumpuk di Bandara Soekarno-Hatta. Jokowi enggan menanggapi lebih jauh.
"Itu ditanyakan ke Menhub, atau ditanyakan ke perusahaannya," ujarnya di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/2).
Jokowi hanya berpesan masyarakat harus diberikan pelayanan sebaik-baiknya.Â
Talangi pengembalian uang tiket penumpang
Menteri Jonan menginstruksikan PT Angkasa Pura II untuk menalangi terlebih dulu penggantian uang tiket penumpang. Jumlahnya mencapai Rp 4 miliar.
Sebab, Lion Air belum punya uang tunai.
"Kami selesaikan dulu kita bantu supaya penumpang bisa disalurkan jadi saya akan kasih arahan apakah uangnya dikembalikan, Lion Air tidak siap uangnya jadi dibantu oleh Angkasa Pura II, dipinjamkan," ucap Jonan di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (20/2).
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pihaknya hanya memiliki dana tunai Rp 1,5 miliar untuk mengganti uang tiket penumpang. Sisanya terpaksa utang pada otoritas pengelola bandara.
Hukuman sebatas denda
Maskapai penerbangan Lion Air memiliki sederet catatan buruk mengenai pelayanan penumpang. Mulai dari keterlambatan penerbangan, hilangnya bagasi milik penumpang, sikap petugas di bandara, dan lainnya.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait hal ini. Dia hanya mengimbau, penumpang yang tak puas dengan pelayanan Lion Air silakan mengadukan sekaligus menempuh jalur hukum.Â
"Kalau masyarakat merasa kurang puas ya silakan secara perdata diajukan gugatan sendiri. Jadi itu tidak bisa regulator yang gugat, tidak bisa."
Jonan menegaskan, Kementerian Perhubungan tidak bisa memberikan sanksi tegas berupa pencabutan izin atau pembekuan rute jika terkait buruknya pelayanan terhadap penumpang. Hukuman dari Kemenhub untuk buruknya pelayanan maskapai hanya sebatas denda saja.
Ikut repot cari penerbangan lain
Selain memberikan dana talangan, Kemenhub juga meminta Angkasa Pura II membantu penumpang Lion Air mendapatkan penerbangan dari maskapai lain.
"(Angkasa Pura) Talangi dulu refund tiket, penumpang di arahkan flight ke tempat lain untuk bisa menampung, kalau (penumpang) tidak mau tidak apa-apa," ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa Djuraid.
Menurut dia, saat ini pihak Lion Air juga telah mengangkut sebagian penumpang dengan pesawat milik anak usaha. "Ada pesawat Batik Air ke Jakarta- Jeddah dengan boeing 747," jelas dia.
(mdk/yud)