Ini Kerugian Dahsyat Imbas Perubahan Iklim yang Bakal Ditanggung Masyarakat Indonesia
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas memproyeksikan potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim dan bencana di Indonesia mencapai Rp544 triliun. Perhitungan itu berdasarkan kajian dilakukan mulai 2020-2024.
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas memproyeksikan potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim dan bencana di Indonesia mencapai Rp544 triliun. Perhitungan itu berdasarkan kajian dilakukan mulai 2020-2024.
Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam mengatakan, potensi kerugian ekonomi itu bisa terjadi, jika tidak ada intervensi kebijakan atau business as usual. Sehingga perlu adanya antisipasi untuk bagaimana mengurangi potensi kerugian tersebut.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Bagaimana proses efek rumah kaca terjadi? Energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya.
-
Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca? Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas di atmosfer bumi memerangkap panas matahari.
-
Kapan Efek Rumah Kaca mulai memburuk? Peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan polusi udara, telah menyebabkan peningkatan efek rumah kaca yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.
-
Apa itu Efek Rumah Kaca? Efek rumah kaca adalah kondisi di mana atmosfer bumi mengalami pemanasan zat-zat gas tertentu. Efek rumah kaca ini disebabkan oleh berbagai macam faktor. Di mana aktivitas manusia menjadi faktor paling besar dalam memproduksi gas-gas yang menimbulkan pemanasan atmosfer.
"Potensi kerugiannya sudah dihitung kerugiannya ekonomi akibat berbagai bencana akibat perubahan iklim ini cukup besar," kata dia dalam diskusi Transaksi ke Ekonomi Hijau, Kamis (6/1).
Dia merincikan, dari total kerugian Rp544 triliun, potensi kerugian akibat perubahan iklim di pesisir dan laut menjadi yang terbesar, yakni mencapai sekitar Rp408 triliun. Kemudian di air Rp28 triliun, sektor pertanian Rp78 triliun, dan kesehatan Rp31 triliun.
Baca juga:
Rencana Aksi Indonesia Wujudkan Bebas Emisi Karbon 2060
Mengenal Ekonomi Hijau dan Untungnya untuk Indonesia, Mulai Dipakai Negara Maju Dunia
Ini Kerugian Dahsyat Imbas Perubahan Iklim yang Bakal Ditanggung Masyarakat Indonesia
Bappenas melihat, perubahan iklim ke depan memang menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Karena ternyata proyeksi perubahan iklim ke depan untuk Indonesia kurang baik, lantaran adanya perubahan global dan tentunya akan berimplikasi ke Indonesia.
Contoh misalnya, suhu di Indonesia diperkirakan makin lama meningkat, baik ada di laut maupun di daratan. Jika suhu sudah naik, maka otomatis berbagai indikasinya akan lari ke mana-mana, termasuk ke dalam konteks gelombang tinggi di Indonesia.
"Kita menjadi sangat rentan kondisi ekstrim akan terjadi dimana-mana. Baik itu eksim basah maupun eksim kering. Kalau basah terjadi banjir, longsor dan lain-lain dan kalau kering kebakaran terjadi dimana-mana," ujarnya.
Dengan berbagai kondisi akibat perubahan iklim itu, tentunya akan berdampak kepada produktivitas sektor-sektor terkait. Utamanya adalah pertanian. Di mana produksi padi akan berkurang.
Biang Kerok 99 Persen Bencana di Indonesia
Mengantisipasi hal itu, Bappenas sudah coba melakukan kerjasama dengan kementerian/lembaga lain, baik dengan BMKG dan sebagainya, agar punya proyeksi antisipasi menghadapi perubahan iklim ke depan.
"Dan kelihatannya memang ini harus jadi catatan kita, karena ternyata proyeksi perubahan iklim ke depan untuk Indonesia ini bisa dibilang agak kurang baik, karena perubahan global tentunya akan berindikasi ke Indonesia," ujar Medrilzam.
(mdk/bim)