Penyakit dan Masalah Kesehatan yang Pada Masa Lalu Hanya Dialami Masyarakat Tropis Namun Kini Menyebar ke Seluruh Dunia
Perubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Dalam beberapa dekade terakhir, penyakit yang dulunya hanya menyerang masyarakat tropis kini semakin menyebar ke berbagai belahan dunia. Perubahan iklim, globalisasi, dan urbanisasi adalah beberapa faktor utama yang memfasilitasi penyebaran penyakit ini.
Sejumlah penyakit yang terdapat hanya ada di daerah tropis ternyata saat ini bisa terjadi di belahan bumi lain. Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang dulunya khas di daerah tropis tetapi kini telah menjadi masalah kesehatan global, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran ini.
-
Di mana penyakit akibat pemanasan global menyebar? Di daerah tropis, seperti Indonesia, perubahan iklim ini sangat berpengaruh pada siklus hidup dan penyebaran vektor penyakit ini.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Mengapa malaria dianggap penyakit tropis? Alasan mengapa malaria telah menjadi penyakit daerah tropis, katanya, adalah karena beberapa negara mampu mengerahkan sumber daya yang cukup besar untuk memusnahkannya di bagian dunia mereka.
-
Apa masalah kulit yang umum di daerah tropis? Daerah tropis sering memiliki paparan sinar matahari yang kuat sepanjang tahun. Paparan sinar UV berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kemerahan, bahkan terbakar, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Apa saja jenis penyakit keturunan? Ada tiga jenis penyakit keturunan, yaitu Penyakit Monogenik, Penyakit Multifaktorial, dan Penyakit Kromosom.
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dikenal luas di kawasan tropis seperti Asia Tenggara, Amerika Tengah, dan Karibia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019, terdapat sekitar 390 juta infeksi dengue global setiap tahunnya, dengan lebih dari 96 juta di antaranya menunjukkan gejala klinis.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kasus DBD telah meningkat di daerah non-tropis, termasuk Eropa dan Amerika Utara. Penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Infectious Diseases menunjukkan bahwa pemanasan global dan urbanisasi telah menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi penyebaran nyamuk Aedes aegypti di daerah-daerah yang sebelumnya tidak terpengaruh.
2. Malaria
Malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar di daerah tropis. Meski demikian, data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan bahwa malaria juga mulai dilaporkan di negara-negara yang sebelumnya tidak mengalami endemik malaria seperti beberapa wilayah di Eropa dan Amerika Utara.
Perubahan iklim dan perpindahan populasi manusia ke area yang lebih rawan terkena malaria berkontribusi pada penyebaran penyakit ini. Sebuah studi oleh Nature Climate Change menemukan bahwa pemanasan global dapat memperluas area distribusi nyamuk Anopheles dan memperpanjang musim malaria di berbagai belahan dunia.
3. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh leptospira, yang biasanya menyebar melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan. Penyakit ini umum terjadi di daerah tropis, namun kini laporan kasus leptospirosis juga mulai meningkat di negara-negara temperate. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases, dampak urbanisasi dan perubahan iklim telah meningkatkan risiko penyebaran leptospirosis di kawasan non-tropis.
4. Chikungunya
Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, sama seperti dengue. Penyakit ini telah endemik di Afrika, Asia, dan kepulauan Pasifik selama beberapa dekade. Namun, sejak outbreak besar di Caribbean pada tahun 2013, kasus chikungunya juga dilaporkan di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut artikel yang dipublikasikan dalam Emerging Infectious Diseases, globalisasi dan perjalanan internasional telah berperan besar dalam penyebaran virus chikungunya ke kawasan baru.
5. Kaki Gajah (Filariasis Limfatik)
Filariasis limfatik, atau kaki gajah, adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria dan dapat menyebabkan pembengkakan ekstremitas tubuh. Biasanya terdapat di Asia, Afrika, dan bagian Amerika Selatan. Namun, kasus filariasis limfatik kini juga dilaporkan di beberapa wilayah Eropa dan Amerika Utara. Studi yang dipublikasikan dalam PLOS Neglected Tropical Diseases menunjukkan bahwa migrasi internasional dan perubahan lingkungan telah menyebabkan penyebaran penyakit ini ke kawasan yang sebelumnya tidak terpengaruh.
Penyebaran penyakit yang dulunya dianggap spesifik untuk daerah tropis ke belahan dunia lainnya adalah cerminan dari perubahan dinamis yang terjadi dalam lingkungan dan pola hidup manusia. Globalisasi, perubahan iklim, dan urbanisasi adalah faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini.