Ar-Razi, Penemu Cacar dan Kontribusinya di Bidang Kesehatan pada Era Emas Islam
Muhammad Bin Zakariya Ar-Razi, yang juga dikenal sebagai Rhazes merupakan salah satu dokter dengan berbagai penemuan.
Ar-Razi, Penemu Cacar dan Kontribusinya di Bidang Kesehatan pada Era Emas Islam
Dunia kesehatan telah mengalami kemajuan pesat berkat sumbangsih berbagai tokoh penting. Salah satu dari mereka yang tak boleh dilupakan adalah Ar-Razi, seorang ilmuwan, dokter, dan ahli farmasi dari zaman keemasan Islam. Nama Ar-Razi tetap dikenang hingga saat ini berkat penemuan dan kontribusinya yang luar biasa terhadap ilmu kesehatan.
Ar-Razi yang dikenal sebagai bapak kedokteran Islam, adalah sarjana dan praktisi medis terbesar pada zamannya. Banyak dari teks medisnya yang terus dipelajari di Timur Tengah dan Eropa ratusan tahun setelah kematiannya pada tahun 925.Dilansir dari Wondrium Daily, Muhammad Bin Zakariya Ar-Razi, yang dikenal sebagai Rhazes dalam bahasa Latin, lahir pada tahun 865 di kota Rayy, Persia (kini Iran). Ia belajar di berbagai bidang ilmu, termasuk matematika, kimia, dan filsafat.
Namun, warisannya yang paling berharga terletak pada penemuan dan inovasinya dalam dunia kedokteran dan farmasi. Ar-Razi telah menjadi pionir dalam berbagai aspek dunia kesehatan. Salah satu kontribusinya yang paling mencolok adalah pengembangan ilmu farmasi.
Ar-Razi memperkenalkan metode distilasi, yang menjadi dasar untuk pemurnian berbagai senyawa kimia, termasuk alkohol. Inovasinya ini berdampak besar dalam pembuatan obat-obatan dan minuman alkohol.
-
Bagaimana orang Mesir kuno mengatasi penyakit? Mereka bahkan mengembangkan salep anti-keriput. David mengatakan bahwa obat-obatan ini sebagian besar efektif, bahkan menurut standar modern, dan disiapkan seperti cara kita hari ini. 'Mereka memiliki prinsip bahan aktif,' katanya. 'Lalu mereka memiliki obat tambahan, yang mungkin merupakan rasa yang membuatnya enak untuk diminum. Dan kemudian elemen ketiga adalah kendaraan atau cara memasukkan obat ke dalam tubuh,' yang bisa berupa 'pil, cairan, sesuatu yang dioleskan ke kulit atau inhaler.'
-
Kapan pengobatan kanker di Mesir kuno? Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Medicine, Camarós dan timnya memeriksa sebuah tengkorak berusia lebih dari 4.000 tahun dari Kerajaan Lama Mesir secara mikroskopis.
-
Bagaimana kanker diobati di Mesir kuno? Catatan ini dituliskan pada papirus yang menyebutkan delapan kasus tumor yang muncul di payudara. Pada masa lalu, penanganan untuk masalah ini dengan cara disundut menggunakan alat yang telah dipanasi menggunakan api.
-
Bagaimana orang Mesir Kuno mengobati kanker? Indikasi adanya bekas luka di sekitar lesi menunjukkan bahwa upaya pembedahan telah dilakukan untuk memberikan pengobatan dan dapat menjadi salah satu contoh awal pengobatan kanker.
-
Kenapa Ibnu Sina memperkenalkan parfum sebagai pengobatan? Di abad ke-10, Ibnu Sina, seorang ahli kimia dari Persia mulai memperkenalkan parfum sebagai metode pengobatan.
-
Mengapa orang Mesir Kuno mengobati kanker? 'Kami melihat meskipun orang Mesir Kuno mampu menangani patah tulang tengkorak yang kompleks, kanker masih merupakan batas pengetahuan medis,' kata Tatiana Tondini, seorang peneliti di Universitas Tübingen.
Ar-Razi meninggalkan Persia untuk belajar kedokteran di kota terbesar di dunia Islam pada saat itu: Baghdad. Di Baghdad, ia memiliki akses terhadap terjemahan Arab dari para ahli medis terpenting dari dunia kuno. Karya yang dipelajari Ar-Razi antara lain Hippocrates, dokter Yunani abad ke-4 SM yang dianggap sebagai bapak kedokteran Barat. Yang kedua adalah Galen, dokter Yunani yang bekerja di Kekaisaran Romawi pada abad ke-2 M.
"Kitab al-Hawi" dan Penemuan Cacar
Salah satu karya monumental Al-Razi adalah "Kitab al-Hawi," sebuah ensiklopedia medis yang terdiri dari 23 jilid. Dalam karyanya ini, Al-Razi menggambarkan lebih dari seribu penyakit berdasarkan gejala-gejala klinisnya. Ia menerapkan pendekatan ilmiah terhadap pengobatan dengan mengutamakan pengamatan dan analisis data.
Salah satu kontribusi signifikan lainnya adalah pemahaman Al-Razi tentang cacar dan campak. Ia adalah salah satu orang pertama yang membedakan antara dua penyakit ini, dan pandangan-pandangannya berperan penting dalam pengembangan pengobatan lebih lanjut.Ar-Razi juga memberikan kontribusi penting dalam pemahaman manusia tentang infeksi dan pencegahan penyakit. Ia merumuskan konsep penyakit menular melalui penularan mikroorganisme atau zat penyebab penyakit. Pemikirannya tentang pencegahan dan kebersihan mencakup praktik-praktik seperti mencuci tangan sebelum makan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Pengaruh Terhadap Kedokteran Modern
Warisan Ar-Razi tak hanya terjalin dalam sejarah, tetapi juga berpengaruh dalam perkembangan kedokteran modern. Konsep-konsep yang ia kemukakan, seperti observasi akurat, metode diagnosis ilmiah, dan pendekatan empiris dalam pengobatan, masih menjadi dasar pendekatan medis saat ini.
Ar-Razi yakin akan hubungan pikiran-tubuh dalam upaya mencapai kesehatan yang baik, serta pentingnya olahraga dan pola makan sehat. Faktor-faktor penting lainnya dalam kesehatan yang baik secara umum adalah hubungan yang baik antara dokter dan pasien serta memiliki dokter keluarga yang akan memahami tubuh pasien dari waktu ke waktu.Dalam pendekatannya yang sangat rasionalis dan ilmiah, ar-Razi berpendapat bahwa setiap penyakit diyakini memiliki penyebab atau asal yang pada akhirnya dapat dipahami melalui penelitian.
Menurutnya, penyakit bukanlah hukuman dari Tuhan seperti yang dinyatakan oleh beberapa ahli agama. Ia mendorong para dokter untuk membaca risalah atau kitab medis terbaru guna tetap mengikuti perkembangan yang sebaliknya mungkin mereka tidak tahu.