Pro Kontra Wacana Pemecatan Shin Tae-yong, Pelatih Perlu Berani Ambil Risiko untuk Capai Kesuksesan
Pengamat sepak bola Indonesia, Gusnul Yakin, memberikan pandangannya mengenai kontroversi yang melibatkan Shin Tae-yong dalam Timnas Indonesia.
Polemik mengenai Shin Tae-yong terus berlanjut setelah Timnas Indonesia dianggap gagal di Piala AFF 2024. Keberhasilan seorang pelatih tidak hanya dapat diukur dari jumlah trofi yang diperoleh bersama tim asuhannya, tetapi juga dari proses dan usaha yang dilakukan untuk membawa tim meraih kemenangan. Proses tersebut adalah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pelatih, karena kegagalan dapat berujung pada pemecatan.
Narasi di atas menggambarkan perdebatan publik yang hangat mengenai kegagalan Shin Tae-yong dalam memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. "Ketika seseorang mengalami kegagalan, semua pencapaian yang telah diraih seolah-olah terlupakan. Hal ini juga berlaku dalam dunia kepelatihan. Oleh karena itu, saya tidak terkejut jika saat ini banyak orang meminta PSSI untuk memecat Shin Tae-yong" ungkap Gusnul Yakin, seorang pengamat sepak bola nasional.
Ambil risiko dengan keberanian
Namun, pengamat dan pelatih senior asal Malang tersebut berpendapat bahwa Shin Tae-yong merupakan sosok yang berani mengambil risiko dengan mempertaruhkan reputasinya ketika menangani Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Dia menyatakan, "Kegagalan di Piala AFF lalu menghapus semua prestasi besar yang telah dipersembahkan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia. Saya yakin dia tahu risiko itu makanya Shin Tae-yong berani melawan arus. Pelatih yang ingin sukses harus seperti itu," ujarnya.
Gusnul Yakin juga membagikan pengalamannya saat melatih Arema Indonesia di ISL 2009. Ia mengisahkan bahwa keputusan untuk merekrut Roman Chmelo sempat ditentang oleh ofisial tim, karena gaya permainan gelandang asal Slowakia itu dianggap tidak sesuai dengan karakter sepak bola Malangan yang keras.
"Saya berkukuh dengan sikap saya. Saya didukung CEO, Darjoto Setiawan, tanggung jawab saya kepada dia. Akhirnya, Roman Chmelo jadi andalan Arema dan idola Aremania. Bahkan dia bertahan di sana sampai beberapa musim. Tapi, bila gagal, saya yang dikecam suporter," ungkapnya.
STY sudah biasa dikritik
Gusnul Yakin menyatakan bahwa situasi serupa sedang dialami oleh Shin Tae-yong saat ini. "Pelatih Shin mendapatkan dukungan, namun ia juga harus bertanggung jawab kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Jika dia berhasil di Piala AFF, pasti akan mendapatkan pujian. Namun, jika gagal, Shin Tae-yong akan menjadi sasaran bully. Segala keputusan ada di tangan Erick Thohir, apakah akan mempertahankan atau memecat Shin Tae-yong," ujarnya.
Gusnul Yakin juga menjelaskan bahwa ketika Shin Tae-yong memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, ia sudah siap untuk mempertaruhkan reputasi baiknya di dunia sepak bola Indonesia.
"Dengan hasil buruk di Piala AFF sebelumnya, reputasi Shin Tae-yong otomatis menurun. Namun, sebagai pelatih berpengalaman yang pernah menghadapi kritik tajam setelah Korea Selatan gagal di Piala Dunia 2018, saya percaya Shin Tae-yong sudah terbiasa dengan segala bentuk kritik dari publik sepak bola Indonesia," tambahnya.