Sering Dianggap Penyakit yang Sama, Ini Perbedaan Malaria dan Demam Berdarah
Malaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh nyamuk.
Perbedaan malaria dan demam berdarah penting untuk diketahui karena penyebab dan penanganannya yang berbeda.
Sering Dianggap Penyakit yang Sama, Ini Perbedaan Malaria dan Demam Berdarah
Malaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh nyamuk. Namun, kenyataannya, kedua penyakit ini memiliki perbedaan yang signifikan baik dari segi penyebab maupun gejala yang ditimbulkan. Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium, sedangkan demam berdarah disebabkan oleh virus dengue.
Meski berbeda, kedua penyakit ini telah menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat yang serius di banyak negara tropis dan subtropis.
Merdeka.com akan menggali lebih dalam mengenai perbedaan malaria dan demam berdarah, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penularannya.
Memahami perbedaan ini penting tidak hanya untuk pencegahan, tetapi juga untuk memastikan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang efektif.
-
Bagaimana cara membedakan demam biasa dan demam yang berbahaya? Demam adalah cara tubuh melawan infeksi, tetapi peningkatan suhu yang signifikan jarang disebabkan oleh flu biasa. 'Demam lebih sering muncul akibat flu, bronkitis, atau pneumonia,' kata Dr. Pathak. Jika suhu tubuh Anda mencapai 100,5°F atau lebih, penting untuk segera mencari bantuan medis.
-
Apa gejala demam berdarah? Demam yang tiba-tiba meningkat adalah salah satu tanda yang mengindikasikan adanya demam berdarah dengue (DBD). Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah nyeri otot dan mual. 'Tadinya anteng-anteng saja tetapi tiba-tiba demam tinggi, kalau itu disertai gejala pegal, linu, nyeri otot, nyeri di belakang mata atau mual, itu sangat dicurigai demam berdarah,' kata Dr dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI dalam diskusi Waspada Penyakit DBD pada Selasa (24/10/2023).
-
Apa yang menyebabkan demam berdarah? Demam berdarah, yang disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk terinfeksi, dikenal menyebabkan demam tinggi dan nyeri tubuh.
-
Apa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai? Beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orangtua saat anak mengalami perburukan DBD antara lain tidak adanya perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, dan keinginan anak untuk terus tidur. Selain itu, perubahan perilaku seperti marah-marah, pucat, tangan dan kaki yang dingin, perdarahan, serta tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam juga perlu diperhatikan.
-
Apa penyebab utama demam berdarah? 'Tiga faktor lingkungan yang berkontribusi pada semakin meningkatnya penyakit demam berdarah adalah curah hujan, suhu yang panas, dan kelembapan. Tiga hal ini ada di Indonesia dan ini yang mendukung keberadaan vektor dari demam berdarah yaitu nyamuk aedes aegypti,' jelasnya.
Perbedaan Malaria dan Demam Berdarah: Penyebab
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Nyamuk ini biasanya sangat aktif di malam hari dan berkembang biak di air yang bersih, seperti genangan air di sawah atau kubangan air lainnya.
Setelah parasit masuk ke dalam aliran darah manusia, mereka bergerak menuju hati untuk berkembang biak dan kemudian menginfeksi sel darah merah, yang menyebabkan gejala malaria muncul.
Demam berdarah disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk ini lebih sering aktif di siang hari dan juga berkembang biak di air yang bersih, seperti tempat penampungan air di rumah-rumah.
Virus dengue masuk ke dalam aliran darah manusia saat nyamuk menggigit dan menghisap darah. Virus ini kemudian berkembang biak di dalam tubuh dan menyebabkan gejala demam berdarah.
Perbedaan Malaria dan Demam Berdarah: Gejala
Gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.
Gejala ini muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala. Berikut beberapa gejala malaria yang mungkin muncul:
- Demam: Seringkali muncul secara mendadak dan dapat disertai dengan menggigil.
- Menggigil: Biasanya sangat intens dan dapat membuat penderita merasa sangat dingin.
- Sakit kepala: Ini bisa sangat parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Mual dan muntah: Ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kelemahan.
- Diare: Terjadi pada beberapa kasus dan dapat memperburuk dehidrasi.
- Anemia: Karena parasit menginfeksi dan menghancurkan sel darah merah.
- Splenomegali: Pembesaran limpa yang terjadi karena harus bekerja lebih keras untuk menghilangkan sel darah merah yang terinfeksi.
Sementara itu, gejala demam berdarah umumnya muncul setelah masa inkubasi virus, yaitu 4–10 hari setelah digigit nyamuk. Gejala utama adalah demam tinggi secara tiba-tiba yang bisa mencapai 40°C atau lebih. Adapun gejala demam berdarah bisa berupa kondisi berikut ini:
- Demam tinggi: Biasanya berlangsung selama 2-7 hari dan dapat tiba-tiba muncul.
- Nyeri otot dan sendi: Ini sering digambarkan sebagai rasa sakit yang sangat intens.
- Bintik-bintik pada kulit: Ruam atau bintik merah dapat muncul karena pembuluh darah bocor.
- Mimisan atau gusi berdarah: Ini adalah tanda dari penurunan trombosit yang merupakan bagian dari gejala perdarahan.
- Keringat dingin: Penderita mungkin merasa dingin meskipun tubuhnya panas.
- Nyeri pada bagian belakang mata: Ini bisa terjadi karena tekanan yang meningkat di dalam tengkorak.
- Hilang nafsu makan: Ini bisa terjadi karena rasa tidak nyaman dan sakit.
Perbedaan utama antara kedua penyakit ini terletak pada penyebab dan vektor yang menularkannya. Malaria disebabkan oleh parasit dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles, yang paling aktif di pagi dan sore hari. Demam berdarah, di sisi lain, disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes, yang lebih aktif di siang hari.
merdeka.com
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Untuk mencegah malaria dan demam berdarah, ada beberapa langkah yang bisa diikuti. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
Mencegah Malaria:
- Menggunakan Kelambu Berinsektisida: Tidur di bawah kelambu yang telah diobati dengan insektisida dapat mengurangi risiko digigit nyamuk yang membawa parasit malaria.
- Mengaplikasikan Repelen Nyamuk: Oleskan repelen nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau lemon eucalyptus pada kulit yang terbuka.
- Memakai Pakaian Pelindung: Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, terutama saat beraktivitas di luar ruangan pada malam hari.
- Menghindari Genangan Air: Usahakan untuk tidak membiarkan air menggenang di sekitar tempat tinggal karena ini bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Anopheles.
- Menggunakan Insektisida: Semprotkan insektisida di dalam rumah untuk membunuh nyamuk yang mungkin masuk.
- Pengobatan Profilaksis: Jika bepergian ke daerah endemik malaria, pertimbangkan untuk mengonsumsi obat antimalaria profilaksis sesuai anjuran dokter.
Mencegah Demam Berdarah:
- 3M Plus: Praktikkan ‘Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau’ (3M Plus) untuk mengontrol tempat berkembang biak nyamuk Aedes.
- Menggunakan Repelen Nyamuk: Sama seperti pencegahan malaria, menggunakan repelen nyamuk juga efektif untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes.
- Memasang Kawat Nyamuk: Pasang kawat nyamuk pada jendela dan ventilasi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
- Menghindari Aktivitas di Luar Ruangan Saat Fajar dan Senja: Nyamuk Aedes seringkali lebih aktif pada waktu-waktu ini.
- Menggunakan Kelambu Saat Tidur: Ini penting terutama jika tinggal di daerah endemik demam berdarah.
- Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk: Tanaman seperti lavender dan citronella dapat membantu mengusir nyamuk.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan adalah kunci utama dalam menghindari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Selalu jaga kebersihan lingkungan dan lakukan langkah-langkah pencegahan secara konsisten untuk mengurangi risiko terkena malaria dan demam berdarah.