Ini resep Jokowi agar produk Indonesia digandrungi penduduk dunia
Presiden memberikan tiga resep agar produk Indonesia bisa bersaing di pasar dunia. Pertama, harus masuk ke pasar-pasar baru. Kedua, dari sisi produknya sendiri, terutama berkaitan dengan desain. Ketiga, berkaitan dengan kemasan (packaging).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pengusaha dan jajaran pemerintah agar melihat peluang untuk memasarkan produk Tanah Air ke pasar dunia. Presiden memberikan tiga resep agar produk Indonesia bisa bersaing di pasar dunia.
"Pertama, harus masuk ke pasar-pasar baru, yang selama ini tidak pernah kita lihat, yang selama ini tidak kita perhatikan," ungkap Presiden usai membuka acara Trade Expo Indonesia (TEI) Ke-31 Tahun 2016 di Jakarta Internasional Expo (JI-Expo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Pasar-pasar yang belum tersentuh itu, kata Presiden, seperti pasar India dan Afrika. Dengan jumlah penduduk kedua negara tersebut lebih dari 80 juta jiwa, diperkirakan produk Indonesia bisa masuk ke berbagai penjuru pasarnya.
"Kedua, dari sisi produknya sendiri, terutama berkaitan dengan desain. Ini juga harus diperhatikan," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Presiden menyarankan, jika ada produk-produk tradisional yang dinilai belum terlalu menarik, maka perlu dibuat semenarik mungkin. Sehingga pada saat produk tersebut digelontorkan ke pasar dunia, dia tak kalah saing dengan produk modern negara lain.
"Misalnya bambu bisa dibuat kap lampu. Tas yang dari pandan dikembangkan dengan desain yang baik. Kalau ini diteruskan, produk kita akan meningkat kelasnya," kata dia.
Ketiga, berkaitan dengan kemasan (packaging). Menurut mantan Wali Kota Solo ini, produk yang berkualitas namun tidak dikemas dalam bentuk menarik maka tidak akan menggugah hati konsumen. Dengan demikian, produk harus dikemas dalam bentuk yang unik.
"Misalnya, makanan, keripik pisang. Kita ini produknya banyak sekali tapi kemasannya belum diperhatikan. Ini mulai kita perhatikan," ujar dia.
"Keempat, mulai promosi besar-besaran, yang nantinya ekonomi global mulai membaik. Inilah kesempatan kita untuk memperbesar volume ekspor kita," tandasnya.
Baca juga:
TEI 2016 ditargetkan raup nilai transaksi Rp 2 triliun
40 pengusaha Afghanistan siap nimbrung di Trade Expo 2016
Kemendag target datangkan 14.700 pembeli di Trade Expo 2016
Melihat produk-produk dalam negeri di Trade Expo Indonesia 2015
Usai buka, Jokowi keliling stan-stan Trade Expo Indonesia 2015
Transaksi di Trade Expo Indonesia capai USD 1,42 miliar
Kemendag berharap Trade Expo Indonesia bantu dongkrak ekspor
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi saat mengunjungi Pasar Purworejo? Salah satu kunjungan Presiden Jokowi adalah ke Pasar Purworejo. Di sana dia asyik berbincang dengan para pedagang.
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Siapa saja yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Sejumlah petinggi PT Vale Indonesia Tbk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/8) pagi. Petinggi PT Vale yang datang ke Istana di antaranya Direktur PT Vale Indonesia Febriany Eddy, Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani, dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam forum bisnis? Tak hanya Mendag Zulkifli Hasan, ada juga sederet menteri lainnya yang ikut mendampingi Presiden dalam acara tersebut. Seperti Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Ad Interim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar; Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Duta Besar RI untuk RRT Djauhari Oratmangun.