Ini strategi OJK tangkal maraknya investasi bodong di daerah
OJK mencatat sebanyak 59 persen masyarakat Indonesia belum melek masalah keuangan.
Maraknya investasi bodong di Indonesia membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) gerah. Sebagai regulator, OJK kesulitan memberantas investasi bodong karena mereka bergerak di garis abu-abu, alias belum diatur.
Salah satu investasi bodong yang meresahkan adalah (Mavrodi Mondial Moneybox). Investasi ini menawarkan keuntungan 30 persen tiap bulan dengan sistem Manusia Membantu Manusia. Meski belum ada laporan kerugian dari konsumen, OJK telah mencoba memblokir situs ini, namun sekarang muncul lagi.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto mengatakan, salah satu cara memberantas investasi bodong adalah dengan memberi edukasi dan memperkenalkan layanan perbankan ke masyarakat daerah. Menurut Agus, sebanyak 59 persen masyarakat Indonesia belum melek masalah keuangan. Mereka berpotensi ditipu oleh investasi bodong.
"Literasi dan edukasi keuangan dalam rangka menciptakan inklusi keuangan bisa mencegah investasi bodong seperti MMM itu. Kita beri edukasi ke masyarakat, kita jelaskan apa itu tabungan, deposito dan mereka tahu manfaat produk," ucap Agus di Cirebon, Minggu (13/2).
Kepala OJK Cirebon, Muhammad Lutfi berpendapat sama. Salah satu cara memberantas investasi ilegal adalah dengan memberi pemahaman pada masyarakat. Memberantas langsung investasi bodong juga sulit karena mereka tidak meminja izin pada OJK.
"Investasi ilegal bingung mengatasinya, mereka tidak izin ke kami. Kadang ada resistensi dari warga," katanya.
Memberi pemahaman dan memperdalam akses keuangan pada masyarakat desa, OJK secara resmi telah meluncurkan program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusi) pada 26 Maret 2015. Pelaksaan program ini diawali empat bank yaitu BRI, Bank Mandiri, BTPN dan BCA.
Laku Pandai menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum terjangkau layanan keuangan saat ini. Laku Pandai memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman dan cepat. Nasabah yang menabung secara berkala dan dinilai baik oleh bank bisa mengajukan kredit atau pembiayaan mikro.
Dalam operasinya, Laku Pandai saat ini didukung oleh 24.865 agen yang telah behasil menjaring 1.094.362 nasabah serta mengumpukan dana pihak ketiga (DPK) 41,3 miliar. Agen ini adalah masyarakat yang dididik oleh OJK untuk menjaring nasabah dari desa atau daerahnya. Agen juga dibekali pemahaman soal keuangan agar mudah memberi pemahaman kepada masyarakat yang ingin menyimpan uang di bank dengan sistem mudah atau basic saving account (BSA) Dengan BSA, nasabah hanya perlu menyediakan KTP dan hape sehingga bisa terdaftar jadi nasabah. Jumlah tabungan juga terbilang kecil, di mana nasabah bisa menabung Rp 2.000.
Baca juga:
OJK diminta turunkan syarat aset UKM masuk bursa jadi Rp 50 M
19 Bank keroyokan salurkan Rp 103,2 triliun dana KUR
OJK kaji ulang besaran dana yang bisa diperoleh UKM dari bursa
Ini strategi OJK agar UKM lancar melantai di bursa saham
OJK: Rupiah membaik jadi bukti ekonomi Indonesia cerah