Inovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Pupuk Kaltim terus berinovasi melalui produk berkualitas dengan mengedepankan aspek lingkungan dalam mendukung sektor pertanian Indonesia,
Inovasi Produk PKT Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produk Anyar Pupuk Kaltim
PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus berupaya mendorong inovasi produk yang ramah lingkungan, sebagai wujud kontribusi terhadap keberlanjutan. Inovasi produk ini juga dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di dalam negeri. Terbukti, Pupuk Kaltim meraih peringkat teratas dunia dalam penerapan ESG Risk Rating untuk sektor agrokimia dari Sustainalytics, yang sekaligus membawa perusahaan sebagai percontohan di tataran global.
- Sederet Inovasi Pupuk Kaltim Tingkatkan Kinerja Perusahaan dan Daya Saing di Pasar Global
- Ciptakan Benefit Rp1,8 Triliun, Begini Krusialnya Inovasi di Industri pupuk
- Pemerintah Dukung Revitalisasi Industri Pupuk: Kalau Efisien, Harga Pokok Produksi Turun
- Begini Inovasi Dilakukan Pupuk Kaltim Dukung Pertanian Berkelanjutan dan Pemberdayaan Masyarakat
“Hal ini kami terjemahkan dalam produk unggulan terbaru yakni NPK Pelangi JOS, yang merupakan pupuk satu-satunya dan pertama di Indonesia yang menggabungkan keunggulan pupuk kimia dan pupuk hayati dalam satu produk (one application, double function)," kata SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono di Jakarta, Rabu (16/8).
Hasil rata-rata penggunaan NPK Pelangi JOS menunjukkan kenaikan produktivitas dibandingkan perlakuan kebiasaan petani, seperti komoditas padi di Sukosewu Bojonegoro Jawa Timur, yang naik hingga 36 persen dari sebelumnya. Begitu juga komoditas sawi putih di Cianjur Jawa Barat, baik sebesar 49 persen dari perlakuan biasa.
Lalu komoditas Kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha. Terbaru, bawang merah di Magetan turut mendapatkan peningkatan produktivitas mencapai dua kali lipat dari sebelumnya.
"Tidak hanya untuk tanaman pangan, NPK Pelangi JOS juga cocok untuk jenis hortikultura. Ini bisa jadi pilihan bagi petani Tomohon dan Sulawesi Utara dalam meningkatkan produktivitas tanaman," tambah Teguh.
Teguh mengatakan, Pupuk Kaltim terus berinovasi melalui produk berkualitas dengan mengedepankan aspek lingkungan dalam mendukung sektor pertanian Indonesia, sekaligus menjaga ketahanan pangan dalam jangka panjang.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga mengarah kepada teknologi ramah lingkungan dan clean ammonia untuk pengurangan emisi karbon, sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap percepatan dekarbonisasi dengan target penurunan emisi sebanyak 32 persen pada 2030 dan Net Zero Emission pada 2060.
"Begitu juga dari sisi produktivitas pertanian, Pupuk Kaltim akan terus meningkatkan edukasi dengan mengenalkan keunggulan produk perusahaan pada berbagai kegiatan yang bersentuhan langsung dengan petani. Hal ini sebagai langkah aktif Pupuk Kaltim mendorong peningkatan hasil pertanian dalam negeri," kata Teguh.
Guna meningkatkan awareness terhadap produk perusahaan, Pupuk Kaltim ikut memeriahkan Tomohon International Flower Festival (TIFF), yang berlangsung di Kota Tomohon Sulawesi Utara pada 8-12 Agustus 2023.
Pupuk Kaltim mengangkat tema karakter Optimus Prime dalam film Transformers, yang dibalut bunga dengan warna corporate image perusahaan yakni jingga dan oranye. Hal ini merepresentasikan transformasi Pupuk Kaltim yang terus berjalan dan berkembang dalam membangun ekosistem industri pupuk berkelanjutan. Terlebih, Tomohon merupakan salah satu sentra industri florikultura di kawasan timur Indonesia, sehingga diharap produk Pupuk Kaltim makin dikenal oleh para petani di Kota Bunga Tomohon maupun Sulawesi Utara secara umum."Seiring makin dikenalnya produk Pupuk Kaltim di masyarakat, diharap ke depan dapat menjadi pilihan petani dalam mendorong potensi pertanian di Tomohon dan Sulawesi Utara, sehingga mampu mencapai produktivitas hasil yang lebih optimal," tutup Teguh.