Investasi meningkat, ekonomi RI triwulan I-2018 ditargetkan capai 5,2 persen
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan-I 2018 sebesar 5,2 persen. Hal ini didukung oleh investasi dan industri manufaktur yang sudah mulai mengalami perbaikan dalam beberapa bulan terakhir.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Adriyanto memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan-I 2018 sebesar 5,2 persen. Hal ini didukung oleh investasi dan industri manufaktur yang sudah mulai mengalami perbaikan dalam beberapa bulan terakhir.
"Diperkirakan tetap PDB masih di kisaran 5,1 sampai 5,2 persen. Terutama bersumber dari investasi dan manufaktur yang sudah mulai aktif," ujar Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Adriyanto di Jakarta, Jumat (4/5).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Adriyanto melanjutkan, defisit neraca perdagangan yang terjadi dalam dua bulan berturut-turut sejak awal tahun, tidak memberi dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, hal tersebut memberi dampak pada neraca pembayaran.
"Secara total dampak ke pertumbuhan ekonomi positif, tapi akan ada potensi berdampak terhadap neraca pembayaran," jelasnya.
Adriyanto menambahkan, peningkatan impor sektor non migas pada Januari dan Februari juga menandakan roda perekonomian dalam negeri tumbuh positif. "Defisit perdagangan lebih karena impor migas. Dari jenis pertumbuhan impor non migas, barang modal dan bahan baku, menunjukkan peningkatan kegiatan ekonomi dalam negeri," tandasnya.
Baca juga:
Gaet investor, Airlangga beberkan keunggulan Indonesia di depan para pengusaha Ceko
Sri Mulyani Cs klaim sistem keuangan RI masih aman meski Rupiah melemah
Pembangunan infrastruktur antarkan RI jadi negara berpenghasilan tinggi
2019, Pemerintah targetkan tingkat pertumbuhan 5,8 persen dan kemiskinan 8,5 persen
Asian Games 2018 diprediksi sumbang Rp 45,1 triliun ke perekonomian RI