Tangguh Hadapi Ancaman Anomali Cuaca hingga Penyakit, Begini Cara BRIN Dorong Percepatan Produksi Tembakau di Indonesia
Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Tangguh Hadapi Ancaman Anomali Cuaca hingga Penyakit, Begini Cara BRIN Dorong Percepatan Produksi Tembakau di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau terbesar di dunia. Di Indonesia, tembakau telah dibudidayakan di 15 provinsi yang terseber di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Bali, Madura, hingga Nusa Tenggara.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
-
Bagaimana tembakau Madura berkembang pesat? Produksi tembakau menunjukkan tren meningkat. Pada 1863 sebanyak 264 pikul, tahun 1864 sebanyak 320 pikul dan tahun 1865 sebanyak 320 pikul.
-
Bagaimana tembakau masuk ke Nusantara? Para penjajah bangsa Eropa membawa benih tembakau pada wilayah yang dijajahnya. Salah satunya adalah kawasan Nusantara. Diduga benih tembakau pertama kali dibawa ke Nusantara oleh bangsa Portugis.
-
Bagaimana Kemendag mendukung industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
-
Apa tujuan Kemendag dalam melindungi petani tembakau dan cengkih? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan dengan petani tembakau di Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/8). Pada pertemuan tersebut, Mendag menyampaikan bahwa pemerintah akan terus melindungi kesejahteraan petani tembakau dan cengkih di dalam negeri agar tetap berkembang.
-
Dimana Tembakau Srintil ditanam? Uniknya lagi, tembakau jenis ini hanya bisa tumbuh di lereng Gunung Sumbing atau Gunung Sindoro sisi timur yang notabene masuk wilayah Kabupaten Temanggung.
Selain sebagai bahan utama rokok, turunan tembakau juga digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pangan, hingga bioenergy. Industri ini berhasil menyediakan lapangan kerja dengan jumlah yang signifikan dan berkontribusi terhadap pembangunan daerah.
Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Pada tahun 2023 lalu misalnya, industri tembakau nasional mampu menyumbang Rp218 triliun dari pita cukai rokok. Jumlah produksi rokok tahun lalu mencapai 318,14 miliar batang. Menurun lima miliar batang dari tahun sebelumnya.
Dari vitalnya produksi tembakau di Indonesia, pemerintah berusaha mendorong peningkatan hasil tembakau agar industri tembakau bisa eksis secara berkelanjutan.
“Namun hal itu tidak mudah karena banyak sekali tantangan mulai dari produktivitas yang belum optimal hingga kebijakan kotraproduktif terkait dengan kesehatan masyarakat,” kata Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Setiari Marwanto, dikutip dari Indonesia.go.id pada Kamis (2/5).
Salah satu upaya BRIN dalam melakukan percepatan produksi tembakau lokal adalah melalui pemuliaan tanaman agar tahan terhadap anomali cuaca hingga penyakit.
Tim peneliti BRIN sudah mampu mengembangkan varietas baru tanaman tembakau yang punya ketahanan terhadap anomaly cuaca La Nina yang dapat menyebabkan genangan banjir.
Terkait hal ini, Peneliti Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Weda Makarti Mahayu melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan galur atau varietas tembakau yang toleran terhadap cekaman kaar air tanah tinggi atau dengan mutu daun rajangan kering yang baik.
Mutu tembakau yang dapat diterima oleh pasar adalah memiliki kadar aroma tertentu, ketebalan, dan kekenyalan daunnya.
Lokasi penelitian itu berada di sentra industri tembakau nasional di Temanggung, Jawa Tengah. Dalam penelitiannya, BRIN menggunakan tiga varietas unggul lokal di Kabupaten Temanggung yaitu Komloko 2, Komloko 3, dan Komloko 6.
Varietas Komloko 2 dan Komloko 3 merupakan varietas yang paling diminati petani dan konsumen tembakau. Sedangkan Kemloko 6 adalah varietas unggul terbaru yang tahan terhadap tiga pathogen utama.
Mengutip Indonesia.go.id, hingga kini belum ada penelitian menyeluruh yang dilakukan bagi produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi untuk produk seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.
Menyikapi hal itu, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Dr. Dwinita Wikan Utami mengatakan bahwa kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif masih sedikit.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi akademisi dari berbagai universitas yang sudah ada mulai menggencarkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif.
“Kita perlu meningkatkan kajian atau riset karena masalah tembakau itu penting,” tegas Dr. Dwinita dikutip dari Indonesia.go.id.