Tangguh Hadapi Ancaman Anomali Cuaca hingga Penyakit, Begini Cara BRIN Dorong Percepatan Produksi Tembakau di Indonesia
Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Selain sebagai bahan utama rokok, turunan tembakau juga digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pangan, hingga bioenergy. Industri ini berhasil menyediakan lapangan kerja dengan jumlah yang signifikan dan berkontribusi terhadap pembangunan daerah.
Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
Pada tahun 2023 lalu misalnya, industri tembakau nasional mampu menyumbang Rp218 triliun dari pita cukai rokok. Jumlah produksi rokok tahun lalu mencapai 318,14 miliar batang. Menurun lima miliar batang dari tahun sebelumnya.
Dari vitalnya produksi tembakau di Indonesia, pemerintah berusaha mendorong peningkatan hasil tembakau agar industri tembakau bisa eksis secara berkelanjutan.
“Namun hal itu tidak mudah karena banyak sekali tantangan mulai dari produktivitas yang belum optimal hingga kebijakan kotraproduktif terkait dengan kesehatan masyarakat,” kata Kepala Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Setiari Marwanto, dikutip dari Indonesia.go.id pada Kamis (2/5).
Salah satu upaya BRIN dalam melakukan percepatan produksi tembakau lokal adalah melalui pemuliaan tanaman agar tahan terhadap anomali cuaca hingga penyakit.
Tim peneliti BRIN sudah mampu mengembangkan varietas baru tanaman tembakau yang punya ketahanan terhadap anomaly cuaca La Nina yang dapat menyebabkan genangan banjir.
Terkait hal ini, Peneliti Pusat Riset Tanaman Perkebunan BRIN, Weda Makarti Mahayu melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan galur atau varietas tembakau yang toleran terhadap cekaman kaar air tanah tinggi atau dengan mutu daun rajangan kering yang baik.
Mutu tembakau yang dapat diterima oleh pasar adalah memiliki kadar aroma tertentu, ketebalan, dan kekenyalan daunnya.
Lokasi penelitian itu berada di sentra industri tembakau nasional di Temanggung, Jawa Tengah. Dalam penelitiannya, BRIN menggunakan tiga varietas unggul lokal di Kabupaten Temanggung yaitu Komloko 2, Komloko 3, dan Komloko 6.
Varietas Komloko 2 dan Komloko 3 merupakan varietas yang paling diminati petani dan konsumen tembakau. Sedangkan Kemloko 6 adalah varietas unggul terbaru yang tahan terhadap tiga pathogen utama.
Mengutip Indonesia.go.id, hingga kini belum ada penelitian menyeluruh yang dilakukan bagi produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi untuk produk seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.
Menyikapi hal itu, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Dr. Dwinita Wikan Utami mengatakan bahwa kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif masih sedikit.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi akademisi dari berbagai universitas yang sudah ada mulai menggencarkan kajian ilmiah produk tembakau alternatif.
“Kita perlu meningkatkan kajian atau riset karena masalah tembakau itu penting,” tegas Dr. Dwinita dikutip dari Indonesia.go.id.
Penerapan pasal tembakau pada RPP Kesehatan akan menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan hingga Rp52,08 triliun.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian cukai terjadi di setiap kategori rokok secara merata.
Baca SelengkapnyaProduk tembakau yang ada saat ini saja yaitu dalam PP Nomor 109 Tahun 2012 sudah cukup proporsional dan tetap bisa dijalankan.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca SelengkapnyaChandra mengatakan, pemerintah sebagai pemangku kepentingan dan regulator seharusnya memiliki tanggungjawab dalam melestarikan keberadaaan tembakau.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMelalui TEMC, PT Semen Tonasa berhasil menghemat penggunaan energi hingga 4.899 Terajoule (TJ) atau setara dengan 167.228 ton batu bara.
Baca SelengkapnyaPengeluaran rumah tangga untuk kesehatan akibat konsumsi rokok secara langsung dan tidak langsung sebesar sebesar Rp34,1 triliun.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca Selengkapnya