Pemerintah Bikin Hujan Buatan Atasi Polusi Udara di Jabodetabek, Apa Bisa?
Teknologi modifikasi cuaca itu meniru China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Langkah itu diambil meniru China, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Pemerintah Bikin Hujan Buatan Atasi Polusi Udara di Jabodetabek, Apa Bisa?
Pemerintah mulai melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi dan menanggulangi polusi udara wilayah perkotaan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa KLHK telah menerapkan modifikasi cuaca berupa hujan buatan hingga uji emisi untuk mengatasi polusi udara. "Terhadap situasi (polusi) seperti ini, kita lakukan hujan buatan di lokal sehingga udaranya jadi dibersihkan. Kita sudah minta hari ini atau besok itu sudah dilakukan, harus ada hujan buatan, agar sedikit membersihkan," kata Menteri LHK Siti Nurbaya saat ditemui di Jakarta, Senin (21/8).
Evaluasi Modifikasi Cuaca Dilakukan Pekan Depan
Kementerian LHK akan terus mengevaluasi hasil dari modifikasi cuaca berupa hujan buatan tersebut yang akan terus dipantau secara berkelanjutan. Evaluasi hasil modifikasi cuaca itu akan dilakukan tanggal 28 Agustus, dan 2 atau 4 September. Kementerian LHK juga menyediakan tempat khusus melakukan uji emisi secara gratis untuk masyarakat memeriksa tingkat emisi kendaraan.
Siti mengakui penanganan polusi udara di Jakarta melalui hujan buatan mengalami sedikit kesulitan karena letaknya berbentuk kipas aluvial atau jenis tanah yang terbentuk dari hasil endapan, sehingga membuat bentuk wilayahnya menjadi cekung.
Menurut dia, hambatan hujan buatan itu kadang-kadang keburu jatuh di laut. Apalagi Jakarta memiliki banyak gedung tinggi, yang menyebabkan beberapa daerah rendah sirkulasi udaranya terganggu, sehingga susah untuk dibersihkan. "Jakarta itu kan bentuknya agak menyempit ke bawah dan lebar ke laut ya, secara geomorfologi itu namanya kipas aluvial, di pinggir-pinggirnya kan menyempit, jadi bentuknya seperti kipas, bergelombang, ada yang ke atas dan ke bawah. Di daerah seperti ini secara teori ketika ada polusi dari bawah datang ke atas, itu bergeraknya tidak mudah karena terhambat oleh tekanan angin dan lain-lain dari perbukitannya," tutur Siti.Uji Emisi Gratis untuk Warga
"Di KLHK ada tempat uji emisi, periksa saja kendaraannya di situ daripada bayar di tempat lain. Tetapi ini baru tahap uji coba, belum penerapan hasil (kendaraan yang tidak lolos uji emisi tidak boleh masuk ke kawasan KLHK). Kemarin kawan-kawan di KLHK sudah kita minta, semua akan diperiksa secara bertahap," kata Siti Nurbaya, , demikian dikutip Antara.
Jiplak China hingga India
Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo mengatakan pemerintah telah menaburkan garam semai sebanyak 800 kilogram di Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat, pada ketinggian sekitar 10.000 kaki. "Teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi polutan sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu China, Korea Selatan, Thailand, dan India. Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek," ujar Budi.
Berdasarkan prediksi BMKG, kata dia, ada potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah DKI Jakarta dan bagian selatan Jawa Barat pada 19-21 Agustus 2023.
Alasan Gunakan Hujan Buatan
Menurutnya, cara paling efektif untuk mengurangi polusi udara adalah air hujan. Bila hal itu tidak memungkinkan karena kemarau, maka memodifikasi cuaca bisa dilakukan dengan mengganggu stabilitas atmosfer. Kegiatan menabur bahan semai berupa es kering pada ketinggian tertentu dapat mengganggu stabilitas atmosfer, karena tidak adanya perbedaan temperatur di titik ketinggian tersebut atau isotherm yang kemudian menimbulkan lapisan inversi. "Sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas," papar Budi.
Pada 19 Agustus 2023, Sabtu (19/8) sore, BMKG melaporkan wilayah Ciomas ke arah Gunung Salak terpantau mendung. Hujan dengan intensitas ringan berkisar pukul 17.27 hingga 19.51 WIB di Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, dan Tenjolaya. Sedangkan daerah Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, dan Cigombong, juga dilaporkan mengalami hujan dengan intensitas sedang. Daerah lain Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan ringan pada pukul 19.00 - 21.00 WIB.
Berharap Angin Bergerak ke Jakarta
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan peluang untuk memodifikasi cuaca masih terbuka, hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target penaburan garam semai. Dia menjelaskan relatif humidity lapisan atas kering dan convective available potential energy rendah. Dari hasil pemodelan atmosfer selama dua hari ke depan ada peluang hujan di Bogor dan Tangerang Selatan.