Investor Pilih EBT, Investasi PLTU Diprediksi Tak Laku di Masa Depan
Tahun lalu, beberapa investor dari Jepang dan Korea sudah menyatakan tidak akan terlibat dalam pembangunan PLTU baru di negara berkembang. Padahal China, Jepang dan Korea adalah sponsor utama pembangunan PLTU di Indonesia.
Transisi energi di Indonesia dinilai penting dan harus segera direalisasikan. Isu lingkungan, terutama perubahan iklim menjadi urgensi dalam transisi energi ini. Dampaknya juga akan terasa di sisi ekonomi terutama bagi negara berkembang yang masih tergantung energi fosil.
Laporan International Energy Agency (IEA) menunjukkan, tren investasi di pembangkit termal utamanya PLTU batubara mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kenapa PLN menerapkan strategi ARED untuk pengembangan energi baru terbarukan? Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Mengapa Pertamina Geothermal Energy membangun PLTP Lumut Balai Unit 2? “Melalui groundbreaking Lumut Balai Unit 2 ini, Pertamina Geothermal Energy telah membuktikan keseriusannya dalam pengembangan potensi panas bumi di Indonesia. Kami optimis kedepannya Pertamina Geothermal Energy mampu mendorong tumbuhnya ekosistem hijau secara global maupun di Indonesia,” ungkap Nicke.
"Ini perlu dicermati, terutama dalam pembahasan RUPTL sekarang, pemerintah atau PLN masih mau membangun PLTU dalam 10 tahun mendatang, 2021-2030," ujar Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa dalam konferensi pers daring, Senin (25/).
Kata Fabby, penurunan ini akan membawa banyak persoalan ke depan. Bukan hanya dari sisi lingkungan, yang mana akan menghasilkan emisi gas rumah kaca dengan jumlah lebih banyak, namun dari sisi pembiayaan juga akan semakin sulit.
Investor, dalam jangka panjang telah berencana untuk menanamkan modalnya pada sektor energi baru terbarukan (EBT), apalagi untuk negara maju yang memang sudah mencanangkan EBT sejak lama seperti Eropa.
"Karena pembiayaan jadi sulit, maka energi tersebut tidak akan murah dan mudah lagi," ujar Fabby.
Tahun lalu, beberapa investor dari Jepang dan Korea sudah menyatakan tidak akan terlibat dalam pembangunan PLTU baru di negara berkembang. Padahal China, Jepang dan Korea adalah sponsor utama pembangunan PLTU di Indonesia.
"Ke depan, ini perlu upaya shifting dengan fokus pad EBT karena dari sisi investasi, resiko dan ketersediaan pendanaannya lebih banyak, baik saat ini maupun di masa yang akan datang," ujar Fabby.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bos Bappenas Susun Skema Investasi Berkelanjutan dalam Pengembangan Energi Hijau
PLN Hemat Modal Besar Lewat Pemanfaatan Biomassa untuk PLTU
PLN, PTPN III dan Perhutani Kolaborasi Dorong Pemanfaatan Biomassa untuk PLTU
Setjen DEN: Sinergi LEN dan BRI Bantu Capai Target EBT 23 Persen di 2025
Jokowi Sebut Indonesia Punya Kekuatan Produk Ramah Lingkungan