Jokowi Tak Ingin Pendanaan Besar Transisi Energi Bebani Rakyat
Kepala Negara menambahkan, untuk menuju ke energi baru terbarukan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah perlu bekerja sama secara domestik, secara global, dengan BUMN energi dan pihak swasta untuk mendesain transisi energi yang adil dan terjangkau.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui untuk menuju transisi energi baru terbarukan memerlukan pembiayaan dan pendanaan yang cukup besar. Setidaknya, Indonesia membutuhkan sekitar USD 50 miliar untuk transformasi menuju ke arah sana.
"Bagi negara berkembang seperti Indonesia harus didukung teknologi dan didukung dengan pendanaan agar tidak terlalu membebani masyarakat, terlalu membebani keuangan negara, terlalu membebani industri," kata Jokowi dalam acara World Economic Forum, Kamis (20/1)
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi saat mengunjungi Pasar Purworejo? Salah satu kunjungan Presiden Jokowi adalah ke Pasar Purworejo. Di sana dia asyik berbincang dengan para pedagang.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Di sisi lain, Indonesia juga membutuhkan USD 37 miliar untuk sektor kehutanan guna lahan dan karbon laut. Atas dasar itu, sebagai negara berkembang, Indonesia meminta kontribusi negara maju untuk pembiayaan dan transfer teknologi.
"Sumber pendanaan dan alih teknologi akan jadi game changer pengembangan skema pendanaan inovatif harus dilakukan," kata Jokowi.
Kepala Negara menambahkan, untuk menuju ke energi baru terbarukan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah perlu bekerja sama secara domestik, secara global, dengan BUMN energi dan pihak swasta untuk mendesain transisi energi yang adil dan terjangkau.
Sementara kerja sama di tingkat internasional pemerintah telah bekerjasama dengan ADB memulai mekanisme transisi energi. Mulai dari batu bara ke energi baru terbarukan. "Dan yang paling penting memang bagaimana dua hal tadi sekali lagi teknologi, pendanaan menjadi kunci," katanya.
Baca juga:
Menengok Capaian TKDN di Subsektor EBTKE
Banyak Investor Tertarik Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia
Presiden Jokowi: Kawasan Industri Hijau Kaltara Buat Indonesia Diperhitungkan Dunia
Pandemi Disebut Bikin Bauran Energi Baru Terbarukan RI Masih Rendah
Realisasi Investasi Subsektor EBTKE Capai USD1,51 Miliar di 2021
Pemerintah akan Uji Jalan Kendaraan B40 di Februari 2022