Jokowi Targetkan Tidak Ada Kemiskinan Ekstrem di Indonesia Pada 2024
Menurut Jokowi, saat ini penuntasan kemiskinan harus terus dilakukan. Dengan cara menyasar penduduk yang sangat miskin.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap tidak ada kemiskinan ekstrem di Indonesia pada 2024 mendatang. Saat ini, angka kemiskinan masih berada di 3,37 persen atau sekitar 9,91 jiwa berdasarkan standar angka kemiskinan Internasional yang digunakan bank dunia.
"Kita harapkan di 2024 untuk kemiskinan ekstrem ini kita bisa pada berada posisi 0," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kenapa Presiden Jokowi mendukung Timnas Indonesia? Dalam unggahan yang sama, Jokowi menyisipkan doa dan harapan agar Timnas Indonesia mampu melaju hingga ke babak berikutnya. “Selangkah lagi untuk melaju ke fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2026, Teruslah berjuang dengan penuh semangat” ungkapnya.
-
Apa yang ditinjau oleh Jokowi di Kabupaten Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Walaupun angka kemiskinan mengalami penurun sejak 2015 dari 11,22 persen jadi 9,22 persen di September tetapi angka tersebut belum cukup. Menurut Jokowi, saat ini penuntasan kemiskinan harus terus dilakukan. Dengan cara menyasar penduduk yang sangat miskin.
"Kita bisa fokus menangani terlebih dahulu yang 9,91 jiwa ini. Karena itu data tentang siapa dan di mana masyarakat kita ini harus betul-betul akurat sehingga program bisa disasarkan tepat pada kelompok yang kita inginkan," kata Jokowi.
Data BPS
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22 persen atau menurun 0,19 persen terhadap Maret 2019 dan lebih rendah 0,44 persen terhadap September 2018.
Adapun jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan pada September 2019 sebesar 24,79 juta orang.
"Jumlah penduduk miskin pada September 2019 sebesar 24,79 juta atau menurun 0,36 juta orang terhadap Maret 2019 dan menurun 0,88 juta orang terhadap September 2018," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (15/1).
Suhariyanto melanjutkan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2019 sebesar 6,69 persen, turun menjadi 6,56 persen pada September 2019. Sementara persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada Maret 2019 sebesar 12,85 persen, turun menjadi 12,60 persen pada September 2019.
(mdk/idr)