Juli 2015, RI cetak surplus dagang terbesar dalam 19 bulan terakhir
Surplus sebesar USD 1,33 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 1,33 miliar pada Juli 2015. Ini didapat lantaran ekspor mencapai USD 11,41 miliar, sementara impor hanya USD 10,08 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, itu merupakan surplus terbesar dalam 19 bulan terakhir.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
"Karena pada Desember 2013, pernah surplus neraca perdagangan USD 1,55 miliar," ujarnya saat konferensi pers, Jakarta, Selasa (18/8). Neraca perdagangan Januari-Juli tahun ini surplus USD 5,73 miliar
Secara rinci disebutkan, ekspor sebesar USD 11,41 miliar itu turun sebesar 15,53 persen ketimbang bulan sebelumnya. Dan turun 19,23 persen ketimbang ekspor pada Juli 2014.
Sepanjang Januari-Juli 2015, total ekspor USD 89,76 miliar turun 12,81 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Ekspor nonmigas melemah 7,55 persen menjadi sebesar USD 78,37 miliar.
Sedangkan impor USD 10,08 miliar turun 22,36 persen ketimbang bulan sebelumnya. Sedangkan dibanding Juli 2014, turun 28,44 persen.
Penurunan impor migas sebesar USD 2,29 miliar atau 10,99 persen dan nonmigas sebesar USD 7,78 miliar atau 25,18 persen.
Total impor Januari-Juli 2015 mencapai USD 84,03 miliar atau turun 19,23 persen.
"Penurunan impor lebih cepat dibanding ekspor sehingga masih mencapai surplus neraca perdagangan," ungkapnya.
Januari-Juli 2015, impor nonmigas terbesar berasal dari China USD 16,50 miliar (24,04 persen), Jepang USD 8,03 miliar (11,69 persen), dan Singapura USD 5,01 miliar (7,31 persen). Impor nonmigas dari Asean mencapai pangsa pasar 21,86 persen, sementara dari Uni Eropa 9,44 persen.
(mdk/yud)