Kadin: Kontribusi pertanian ke pertumbuhan ekonomi masih rendah
"Kontribusi pertumbuhan pertanian terhadap GDP 13,8 persen itu sudah termasuk perikanan. Yang jadi engine pertumbuhan pertanian adalah sektor kepala sawit."
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar rapat koordinasi (rakor) tingkat nasional mengenai sektor pangan dan industri peternakan.
Dalam pertemuan ini, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Pengolahan Makanan dan Peternakan Juan Permata Adoe mengungkapkan, kontribusi pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup rendah, yaitu hanya 13,8 persen. Sektor kelapa sawit merupakan sektor yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
"Kontribusi pertumbuhan pertanian terhadap GDP 13,8 persen itu sudah termasuk perikanan. Yang jadi engine pertumbuhan pertanian adalah sektor kepala sawit," ujarnya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (28/11).
Menurut Juan, 40 persen tenaga kerja Indonesia saat ini memang berasal dari sektor pertanian, namun GDP pada sektor pertanian tidak begitu maju pesat. Untuk itu, butuh dorongan dari pemerintah agar produksi pertanian dapat meningkat mengingat besarnya jumlah kebutuhan pertanian Indonesia per tahunnya pada tahun 2030 mendatang.
"Belum spektakuler. Konsumsi kita semakin meningkat. Bahwa ada 90 juta income per kapita di atas USD 3.600 dolar 2030. Ini akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi pada sektor animal food," tuturnya.
Menurutnya, apabila produksi pertanian di Indonesia meningkat hingga 6 persen, maka hal ini mampu untuk meningkatkan revenue hingga USD 450 miliar. Untuk itu, butuh upaya menyeluruh untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dari seluruh jajaran pemerintah terkait.
"Pada sektor pertanian dan perikanan kita butuh produktivitas dari petani tumbuh 60 persen. Begitu besar potensi yang dibangun. Tapi dari revenue potensial, kalau runtuh 6 persen capai USD 450 miliar revenue kita untuk sektor pertanian dan perikanan."
Kebutuhan Indonesia terhadap produk pertanian di akan meningkat pesat hingga tahun 2030. Hanya saja, hingga saat ini produksi pertanian di Indonesia masih cukup minim. Juan mengatakan, pemerintah perlu memberikan pelatihan pendidikan kepada para petani.
Pendidikan vokasional pun perlu diberikan oleh petani di Indonesia pada berbagai daerah. "Tantangan di produksi adalah urbanisasi dan penduduk yang terus berubah. Setiap peternakan satu petani dapat dua hingga tiga ekor. Buruh pendidikan vokasional sehingga tumbuh 60 persen pertumbuhan produksi ekonomi. Ada tenaga kerja kita masih kurang," katanya.
Menurutnya, selama ini belum ada sinkronisasi kebijakan pemerintah yang justru menginginkan peningkatan produksi pertanian. Padahal, butuh pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan pada sektor pertanian di Indonesia.
"Pemerintah minta harga stabil tapi tidak diiringi kebijakan. Padahal kesempatan untuk masuk pada sektor ini membuat majunya industri kita. Kita harus melihat biaya kita yang banyak terbuang. Infrastruktur juga harus kita bangun."
Selain itu, Indonesia butuh pengembangan infrastruktur dan teknologi untuk melihat secara lebih jelas mengenai gambaran pemanfaatan lahan melalui pendekatan geospasial. Sektor ini pun diminta untuk dikembangkan dalam waktu singkat.
"Pada sektor distribusi itu juga penting, lalu juga teknologi. Tujuan kita berikutnya adalah siap ekspor untuk memenuhi kebutuhan 130 juta ton untuk konsumsi internasional. Kami harapkan pemerintah bisa implementasikan sinkronisasi," tutupnya.
Baca juga:
Kadin desak pemerintah realisasikan kebijakan One Map Policy
Kadin DKI sebut demo 2 Desember akan mengganggu aktivitas bisnis
Pengusaha minta induk BUMN gandeng swasta dalam pembangunan
Bos Kadin tak yakin TPP akan terwujud di bawah pimpinan Donald Trump
Kontribusi ekspor dari UMKM, RI kalah dari Thailand dan Filipina