Kalah di Indonesia, Jepang tawarkan kereta cepat ke India
Jepang menawarkan dana lunak sebesar USD 15 miliar atau sekitar Rp 208,68 triliun ke India.
Setelah proposal kereta cepat Jepang ditolak untuk proyek Jakarta-Bandung oleh pemerintah, kini Jepang kembali menawarkan proyek dana lunak untuk membangun kereta cepat ke India. Nilai proyek tersebut diperkirakan mencapai USD 15 miliar atau sekitar Rp 208,68 triliun dengan bunga yang ditawarkan di bawah 1 persen.
Menurut berita yang dilansir dari Reuters, Jepang dipilih untuk melakukan kajian proyek kereta cepat sejauh 505 kilometer yang menyambungkan Mumbai dan Ahmedabad. Ahmedabad adalah kota komersial yang merupakan kampung halaman Perdana Menteri baru India Narendra Modi. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa proyek tersebut memungkinkan secara finansial.
-
Kapan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung dimulai? Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan dimulai besok, Jumat 15 September 2023 hingga 30 September 2023.
-
Di mana stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung yang terhubung dengan moda transportasi lain? Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung sendiri terdiri dari empat stasiun, yaitu Stasiun Kerawang, Stasiun Halim, Stasiun Tegalluar, dan Stasiun Padalarang. Setiap stasiun tersebut dibuat terintegrasi dengan moda transportasi lain di masing-masing wilayah.
-
Mengapa kereta cepat Jakarta-Bandung mendapat sambutan baik dari masyarakat? Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan dimulai besok, Jumat 15 September 2023 hingga 30 September 2023. Tak ayal, hal ini disambut baik oleh masyarakat, khususnya warga yang tinggal di sekitar KCJB.
-
Mengapa bahasa Jepang dianggap paling cepat? Sebuah studi terbaru di 2019 menunjukkan bahwa meskipun bahasa Jepang diucapkan dengan cepat, informasi yang disampaikan setiap suku katanya mungkin lebih sedikit dibandingkan dengan bahasa lain.
-
Dari mana Prabowo dan Jokowi memulai perjalanan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung? Prabowo naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Jokowi dari Stasiun Tegalluar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menuju Stasiun Halim Jakarta Timur.
-
Siapa yang meneliti kecepatan bahasa Jepang? Sebuah studi dari Universitas Lyon di 2011 membandingkan kecepatan bahasa Jepang dengan bahasa lain, menempatkannya sebagai bahasa tercepat dengan 7,84 suku kata per detik, diikuti oleh Spanyol (7,82 suku kata per detik), Prancis (7,18), Italia (6,99), Inggris (6,19), Jerman (5,97), dan Mandarin (5,18).
Untuk pembangunan dan pemasokan bahan bangunan akan dilakukan secara tender, namun pembiayaan proyek tersebut masih dipimpin oleh Jepang.
Bulan lalu, China memenangkan kontrak untuk melakukan kajian kereta cepat untuk jalur Delhi dan Mumbai. Proyek kereta sepanjang 1.200 kilometer tersebut diperkirakan akan menelan biaya dua kali lebih banyak dibanding jalur Mumbai-Ahmedabad. Namun, hingga saat ini belum ada tawaran untuk membiayai proyek kereta cepat jalur ini.
Keputusan Jepang untuk memberikan pembiayaan dengan bunga sangat rendah untuk program andalan Modi merupakan bagian dari program besar untuk menyingkirkan campur tangan China dalam pembangunan infrastruktur di Asia Selatan selama beberapa tahun terakhir.
"Terdapat beberapa penawaran untuk teknologi kereta cepat. Namun penawaran gabungan antara teknologi dan pembiayaan, kami hanya mendapatkan satu tawaran. Dan itu adalah Jepang," ujar A. K. Mital, Kepala Direksi Indian Railway seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis (22/10).
Dua proyek tersebut adalah bagian dari jaringan kereta cepat "Diamond Qaudrilateral" yang akan membentang sepanjang 10.000 kilometer dan akan menyambungkan Delhi-Mumbai-Chenna-Kolkata.
Jepang diketahui telah menawarkan untuk memberikan pendanaan proyek Mumbai-Ahmedabad hingga 80 persen dengan kondisi India membeli 30 persen peralatan termasuk gerbong dan lokomotif dari perusahaan Jepang.
Japan's International cooperation Agency (JICA) yang memimpin survei studi kelayakan mengatakan bahwa waktu perjalanan antara Mumbai dan Ahmedabad akan bisa ditempuh selama dua jam saja, dibanding sebelumnya selama tujuh jam. Rute ini akan memerlukan 11 terowongan baru termasuk di bawah laut dekat dengan Mumbai.
"Hal yang membuat proyek ini rumit adalah pinjaman Jepang yang mengharuskan untuk memakai teknologi mereka. Seharusnya ada transfer teknologi," ujar Mital.
Hingga berita tersebut diterbitkan, Jepang menolak untuk berkomentar soal rincian proyek tersebut. "Laporan tersebut telah diserahkan kepada India, dan pemerintah India sekarang dalam proses membuat pertimbangannya," salah seorang juru bicara JICA mengatakan seperti yang dilansir dari Reuters.
Toshihiro Yamakoshi, salah satu kanselir untuk bidang ekonomi dari Kedutaan Jepang di India, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Jepang sangat tertarik untuk bekerja sama dengan rekannya di India khususnya untuk proyek kereta cepat ini. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengungkapkan rincian dari kerja sama tersebut.
Seperti yang diketahui, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang terpilih untuk kedua kalinya meminta Menteri Perhubungan Keiichi Ishii untuk mengekspor teknologi sistem transportasi ke India dan Asia Tenggara.
Namun, proyek senilai USD 5 miliar untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung telah dimenangkan oleh China di mana China menawarkan pinjaman tersebut tanpa meminta jaminan.
(mdk/idr)