Kebutuhan Hanya 600 Ton, Menteri Zulhas Buka Keran Impor Bawang Putih 300 Ribu Ton
Zulkifli bilang kebutuhan bawang putih di masyarakat hanya mencapai 600 ton. Namun dia membuka keran impor bawang putih hingga 300 ribu ton.
Zulkifli bilang kebutuhan bawang putih di masyarakat hanya mencapai 600 ton.
- Siap-Siap, 620.000 Ton Beras Dikucurkan untuk Bansos Mulai Awal 2025, Masing-Masing Terima 10 Kg
- Cadangan Beras Pemerintah Masih Ada 2 Juta Ton, Zulhas: Cukup Sampai Akhir Tahun
- Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja
- Pemerintah Izinkan Lagi Bulog Impor Beras 1,6 Juta Ton di 2024, Ini Alasan Kemendag
Kebutuhan Hanya 600 Ton, Menteri Zulhas Buka Keran Impor Bawang Putih 300 Ribu Ton
Kebutuhan Hanya 600 Ton, Menteri Zulhas Buka Keran Impor Bawang Putih 300 Ribu Ton
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan sudah mengeluarkan izin impor bawang putih sebanyak 300 ribu ton.
Alasannya guna memastikan ketersediaan komoditas tersebut dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Impor bawang putih enggak ada masalah, saya sudah mengeluarkan izin. 300 ribu ton, lebih dari cukup, 300 ribu ton sudah saya keluarkan izin impornya,”
kata Zulkifli di Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan jelang Idul Fitri 2024 di Gudang Bulog, Jakarta, Senin (1/4).
Menurut pria yang akrab disapa Zulhas ini, Surat Persetujuan Izin (SPI) impor bawang putih sebanyak 300 ribu ton tersebut lebih banyak dibandingkan kebutuhan masyarakat Indonesia yang hanya mencapai 600 ton.
Selain itu, Zulhas juga menilai bahwa tingginya harga bawang putih saat ini di pasaran lantaran tingginya pula permintaan dari masyarakat.
merdeka.com
“Tapi kita sudah keluarkan izin impor 300 ribu ton, itu lebih dari separuh kebutuhan (masyarakat Indonesia) cuma 600 ton,” ucap Zulhas seperti dilansir dari Antara.
Meski begitu, Zulhas tidak sempat menyebut negara pengimpor karena bergegas meninggalkan lokasi tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PAN ini mengatakan sebagian besar harga pangan cenderung mulai turun.
Khususnya di daerah Pulau Jawa dan Sumatera, menjelang Lebaran 1445 Hijriah.
“Kita syukuri hari ini sudah masuk ke-21 bulan Suci Ramadhan, alhamdulillah harga-harga (pangan) cenderung turun sebagaimana tadi disampaikan oleh Plt BPS,” kata Zulhas.
Demi memastikan stabilitas harga bahan pangan, Zulhas mengaku hampir setiap pagi mengunjungi sejumlah pasar di Pulau Jawa.
Di beberapa wilayah, dalam pantauannya sejumlah bahan pangan harganya mulai turun.
Semisal harga beras di sejumlah pasar yang ada di Jawa dan Sumatera rata-rata turun sekitar di angka Rp3.000 hingga Rp1.000 per kilogram.
Beras kini dijual hampir mendekati harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Menurut Zulhas, turunnya harga beras karena saat ini sudah memasuki panen. Dia mendapat informasi dari Kementerian Pertanian, volume panen di bulan ini mencapai 3,8 juta ton. Akan melebihi dari kebutuhan bulanan secara nasional yang hanya 2,5 juta ton.
Hal serupa juga terjadi pada komoditas lainnya yakni daging ayam yang harganya juga turun. Saat ini, kata Zulhas, harga daging ayam rata-rata mencapai Rp40.000 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk harga telur ayam sudah mencapai Rp28.000 hingga Rp27.000 per kilogram.
Dalam kesempatan tersebut, Zulhas pun mengucapkan apresiasi kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi yang telah bekerja keras menjaga dan menurunkan harga pangan.
“Oleh karena itu, saya terima kasih kepada Pak Mentan, Kepala Bapanas, sudah bekerja luar biasa. Mengatur SPHP itu kan enggak mudah. 250.000 ton, bayangkan ngantongin saja itu bingung, ini harus sampai masuk ke pasar-pasar, jadi perannya Bulog sangat luar biasa,” tutur Zulhas.
Selain itu, Zulhas juga mengapresiasi kerja dari Satgas Pangan Polri yang terus mengawal, sehingga penyaluran pangan berjalan lancar di masyarakat.
Satgas Pangan mampu mencegah tindakan-tindakan pelanggaran pangan, seperti penimbunan dan lain sebagainya.