Kegaduhan internal kabinet Jokowi-JK sinyal buruk buat investor
Kadin: Jika tidak setuju atau tak sejalan, sebaiknya dibicarakan di sidang kabinet. Bukan di ranah publik.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap kabinet Jokowi-JK lebih kompak dalam bekerja. Terutama di tengah lesunya kondisi perekonomian nasional.
Saling sindir dan melempar kritik dinilai memperburuk dan menimbulkan ketakutan investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Saran tersebut menyusul pernyataan Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli yang kerap membuat kontroversi.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Kapan Ridwan Kamil menyelesaikan kuliahnya? Selanjutnya adalah potret Ridwan Kamil saat menyelesaikan Sarjana S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Apa yang Ramzi lakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur? Jadi saat ini perlu dipersiapkan. Pendaftaran sudah diterima, semua dokumen telah masuk. Terdapat beberapa masukan terkait pendaftaran calon bupati dan calon wakil bupati. Namun, masih ada beberapa dokumen yang belum lengkap. Ternyata ada beberapa berkas dari pengadilan negeri Jakarta Timur yang belum saya siapkan," jelas Ramzi.
-
Siapa saingan utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
"Itu sinyal yang buruk sekali buat investor. Sekarang misalnya Pak Rizal bilang 16.000 MW, sementara Pak Jokowi yang Presidennya langsung, Pak JK, Menteri ESDM (Sudirman Said) bilang 35.000 MW. Pertanyaan kalau saya jadi investor, ini sebenarnya Indonesia butuh berapa?" ujar Wakil Ketua Umum Kadin Suryani SF Motik di Jakarta, Sabtu (12/9).
Dalam pandangannya, Rizal Ramli tidak seharusnya ribut-ribut di depan publik soal realitas proyek listrik 35.000 MW. Kebijakan Presiden Jokowi memberikan target pembangunan listrik 35.000 MW dianggap tepat.
"Soal tidak tercapai itu nomor dua. Kalau kita mau men-setting target itu kan harus yang tinggi. Kalau ada kekhawatiran oknum di pemerintahan yang bermain, kan ada aturannya dan bisa dikontrol," jelas dia.
Jika memang Rizal Ramli tidak sejalan dengan program dan target yang ditetapkan Jokowi, seharusnya itu disampaikan di dalam sidang kabinet. Tanpa membawa persoalan internal kabinet ke ranah publik.
"Nah hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi. Apalagi sesama mereka pengambil kebijakan. Kalau pemimpinnya saja ribut gimana rakyatnya. Jangan marah kalau rakyatnya berantem terus," ungkapnya.
(mdk/noe)