Kelapa Sawit di Indonesia, Antara Cuan dan Kerusakan Lingkungan
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, disusul dengan Malaysia. Ribuan hektar lahan yang ada, kerap dialihfungsikan menjadi hutan kelapa sawit.
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, disusul dengan Malaysia. Ribuan hektar lahan yang ada, kerap dialihfungsikan menjadi hutan kelapa sawit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) tembus 2,16 juta ton pada Juli 2022, naik jika dibandingkan dengan posisi Juni 2022 yang hanya 1,76 juta ton. Namun, ekspor CPO Juli 2022 turun jika dibandingkan dengan Juli 2021 yang mencapai USD2,46 juta ton.
-
Bagaimana kelapa sawit berkembang setelah ditanam di Kebun Raya Bogor? Setelah lima tahun ditanam di Kebun Raya Bogor, pohon ini akhirnya menghasilkan buah. Kemudian biji-bijinya disebar secara gratis hingga ke Pulau Sumatra pada tahun 1875 untuk menjadi tanaman di pinggir jalan.
-
Mengapa perusahaan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk mengekspor produknya? Selain untuk kebutuhan dalam negeri, hasil produk minyak olahan sawit diekspor ke Tiongkok, Bangladesh, Pakistan, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
-
Mengapa kelapa sawit cocok dibudidayakan di Indonesia? Kelapa sawit hanya hidup di daerah tropis, seperti Indonesia, Malaysia, sebagian kecil wilayah Afrika, dan Amerika Latin.
-
Mengapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kapan Kebun Bibit Wonorejo buka? Kebun Bibit Wonorejo buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Industri kelapa sawit nasional dinilai berkontribusi untuk membantu pemerintah untuk menuntaskan kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja baru. Tak sampai di situ, melalui industri sawit, pemerintah juga terus berkomitmen untuk mendukung program biodiesel (B30) sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil.
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan perkebunan kelapa sawit tersebar di 190 kabupaten di Indonesia dan telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah sentra.
Sawit sebagai komoditas yang paling produktif menyumbang 42% dari total suplai minyak nabati dunia, pertumbuhan permintaan minyak nabati dunia meningkat 8,5 juta metrik ton setiap tahun. Meski di hantam badai pandemi tetapi industri sawit masih memperlihatkan kinerja ekspor yang baik.
"Ketahanan industri sawit Indonesia terhadap krisis ekonomi yang terjadi saat ini terbukti. Petani terjamin kesejahteraannya di tengah kelesuan ekonomi di mana operasional di perkebunan sawit tetap berjalan normal dengan protokol kesehatan ketat," ucapnya dikutip laman BPDP Sawit.
Meski demikian, menjadi negara pengekspor terbesar sawit nyatanya membuat masyarakat harus banyak kehilangan apa yang dimiliki. Perubahan bentang hutan (deforestasi) menjadi perkebunan monokultur sawit dalam skala besar ini menyebabkan fungsi hutan sebagai penata air menjadi hilang.
Akibatnya, banjir dan longsor semakin sering melanda saat intensitas hujan mulai tinggi. Saat musim kemarau, krisis air bersih juga terjadi dimana-mana, dan juga kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi setiap tahunnya.
"Ekspansi izin sawit yang massif juga meningkatkan konflik di kampung-kampung. Perampasan tanah, kriminalisasi, kekerasan, intimidasi terus terjadi di kampung-kampung. Konflik yang telah berlangsung lama, antara rakyat dan korporasi yang belum selesai. WALHI mencatat sepanjang tahun 2021 setidaknya sebanyak 58 kasus kriminalisasi, 34 persen di antaranya adalah kasus di sektor perkebunan dan kehutanan," kata Manager Kampanye Hutan dan Kebun Eksekutif Nasional WALHI, Uli Arta Siagian beberapa waktu lalu.
Dampak dari pembukaan lahan untuk kelapa sawit secara masif kemudian menimbulkan kerugian ekosistem. The Center for Science in the Public Interest (CSPI) bahkan pernah menerbitkan jurnal mengenai ancaman bahaya pembukaan lahan untuk kelapa sawit secara masif.
1. Menghilangkan habitat hewan
Kebanyakan hewan tidak dapat bertahan hidup di hutan kelapa sawit. Hal ini disebutkan dalam jurnal CSPI, bahwa hutan kelapa sawit seperti gurun biologis.
Begitu kelapa sawit ditanam, pohon-pohon tersebut secara otomatis menggantikan berbagai macam ratusan jenis pohon, sulur, perdu, lumut, dan tumbuhan lainnya yang ditemukan di setiap hektar hutan hujan dataran rendah.
Sebagai tanaman industri perkebunan, dalam jurnal juga disebutkan, kelapa sawit ditanam sebagai monokultur. Yang artinya, tanaman lain sulit tumbuh di sekitar pohon kelapa sawit.
"Karnivora seperti harimau juga tidak dapat bertahan hidup. Perkebunan menyediakan habitat hanya 20 persen atau kurang dari mamalia yang sebelumnya tinggal, reptil, dan burung," demikian penjelasan jurnal yang dikutip pada Minggu (9/10).
2. Polusi air
Penanaman pohon kelapa sawit juga berdampak terhadap polusi air dan tanah di sekitarnya. Hal ini disebabkan penggunaan pestisida yang berlebihan. Industri kelapa sawit menggunakan sekitar 25 herbisida yang berbeda, insektisida, dan pestisida lainnya, menyebabkan kontaminasi tanaman, tanah, dan air tanah.
Salah satu bahan kimia yang paling umum digunakan adalah herbisida paraquat diklorida beracun. Banyak pekerja dilaporkan menunjukkan gejala akut keracunan paraquat, termasuk mimisan, mata iritasi, kehilangan kuku, dan ulserasi perut.
3. Polusi udara
Dalam jurnal juga disebutkan bahwa kebanyakan dari pelaku industri kelapa sawit membuka lahan baru dengan cara membakar. Dan dalam proses itu menggunakan bahan kimia. Hal ini yang menimbulkan polusi udara
4. Polusi tanah
Pembukaan lahan untuk kelapa sawit juga menyebabkan tanah lapisan atas mengikis dan meningkatkan sedimentasi di aliran air.
Erosi dan sedimentasi juga meningkat jika tidak ada zona penyangga hutan hujan yang tersisa di sepanjang tepi sungai dan sungai dan tepi danau, karena humus dibawa oleh hujan langsung ke air.
(mdk/azz)