Kembangkan Panel Surya, SIG Kolaborasi dengan PLN Kebut Transisi Energi Menuju Industri Hijau
Inisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko lingkungan dari model industri yang ekstraktif atau bergantung pada sumber daya alam.
PT Semen Indonesia Tbk (SIG) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkuat sinergi dalam akselerasi transisi energi untuk menuju industri hijau melalui proses bisnis dan operasional yang rendah karbon.
- Kini Ada Pabrik Panel Surya Terintegrasi Berkapasitas 1 GWp di Kendal, Jadi Pertama & Terbesar di Indonesia
- Gunakan Panel Surya & Konversi Gas Panas Buang Proses Produksi, BUMN Semen Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca 19,21 Persen
- Ternyata Tak Mudah Bangun Pembangkit Nuklir di Indonesia, Ini Dia Sejumlah Hambatannya
- Kelebihan Panel Surya dan Kekurangannya, Perlu Diketahui
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari menilai, sinergi BUMN ini sejalan dengan peta jalan keberlanjutan (sustainability roadmap) masing-masing perusahaan dalam rangka mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia sekaligus mendukung Pemerintah mencapai target emisi nol karbon (Net Zero Emission/NZE) pada 2050.
"SIG dan PLN memiliki kesamaan visi untuk mendorong terciptanya industri hijau melalui penggunaan listrik berbasis EBT," kata Reni dikutip dari Antara, Selasa (16/7).
Inisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi risiko lingkungan dari model industri yang ekstraktif atau bergantung pada sumber daya alam dan mempercepat capaian penurunan emisi karbon.
”Sebagai pengguna energi, relasi antara SIG dengan PLN lebih dari sekadar konsumen dan penyedia jasa, tetapi juga mitra dalam keberlanjutan. SIG dan PLN telah menandatangani nota kesepahaman dalam menghadirkan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan di area operasi SIG pada September 2023 lalu,” ujarnya.
Reni menjelaskan, SIG merupakan pengguna listrik berskala besar dengan tingkat penggunaan energi listrik sekitar 2,9 terawatt hour (TWh) per tahun atau senilai Rp2,9 triliun/tahun.
Di sisi lain, SIG memiliki lahan berupa atap bangunan, lahan, dan kolam, yang berpotensi digunakan untuk implementasi panel surya hingga 572 MegaWatt peak (MWp).
“Kerja sama dengan PLN dalam pengembangan panel surya, diharapkan dapat meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target penurunan intensitas emisi CO2 cakupan 2 sebesar 23,9 persen dari baseline 2019 sebagaimana tertuang dalam Sustainability Roadmap 2030 SIG,” jelasnya.
Sementara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, Enterprise Customer Gathering merupakan bentuk penghargaan PLN atas kerja sama dengan pelanggan industri yang telah terjalin selama ini.
Menurutnya, kontribusi pelanggan sangat besar dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
"Acara ini adalah bentuk apresiasi kami atas dukungan para pelanggan selama ini. Harapan kami, kedekatan antara PLN dan para pelanggan enterprise dapat semakin ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," tutur Dharmawan Prasodjo.
Darmawan juga menjelaskan bahwa demi mendukung energi rendah karbon, PLN juga mengembangkan bisnis beyond kWh di mana PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga layanan internet, fiber optic, dan layanan hijau (green services) untuk mendukung industri rendah karbon.